Friday, August 23, 2013

THE MIRACLE OF TAUHID [RHQ CHAPTER 3-3]

Jam 10 pun aku pergi ke Jedah, dalam mobil itu tiba-tiba keringat bercucuran di badan ku, dari setiap pori-pori kulitku keluar darah, tapi aku merasa dingin segar! Mereka sempat hawatir karena wajahku aku lembab dengan darah, dari semua pori kulit, termasuk kepala. Setibanya di Rumah Sakit di Jedah aku langsung di tangani dokter itu bahkan di masukan ke ICU. Tapi aku tidak merasakan sakit sedikit pun. Yang aku ingat, disana datang beberapa doketer dan suster ke ruangan itu dengan membawa mesin setrum. Nah di situ saya gak sadar apa yang terjadi. Tapi aneh, setrum yang menyakitkan itu tak terasa apa-apa.

Baru jam 3 pagi aku sadar, Umi, Abuya dan ke 5 Dokter itu sudah ada di hadapan saya sambil senyum.  Lalu mereka bertanya satu-satu, nama ku siapa, ayah-ibu, nama Tuhan, nama Agama. Dan saya jawab semuanya dengan lancar. Lalu ada dokter wanita langsung memeluku dan mencium keningku. Katanya "Inti mumtaz, Inti ta'afat. Mabruk alaik ya bintiy...".

Saya masih bengong dan umi pun bilang "Kamu sembuh total nak. Kamu tidak gila, bahkan penyakit mu sembuh perlahan-lahan”,Di situ aku tak kuat menahan air mata sunggh ini keajaiban luarrr biassa kang, dan aku terus sujud syukur, semua Dokter pun keheranan bertanya-tanya apa yabg terjadi. Mereka bertanya padaku, apa yang ku lakukan di rumah? Minum obat apa dan berobat kemana?

Saya hanya jawab; “Aku hanya di bacakan beberapa ayat suci Al qur'an oleh seseorang, tapi ketauhidanya kuat”. Dokter pun semua mengucapkan do'a dan mengucapkan selamat atas kesembuhan ini. Baru disitulah saya yaqin bahwa pertolongan Alloh akan ada. Dia dekat, sedekat kita mendekatinya. Dan itu sangat ku rasakan kedekatan-Nya, aku tak merasa sakit ketika di setrum!

Saya bahagia, sangat bahagia. Bingung mau ngucapin apa karena ini syareatnya atas pertolongan kang NAI kemarin, haqiqatnya Dia lah Allah Yang Maha Menjaga dan maha Menolong. Alloh Azza wa Jalla.

NAI: Allahuakbar! Lalu bagaimana dengan jin-jin itu? Demi Allah, waktu ruqyah terakhir kemarin saya bentak dan suruh pergi.

AN: Aku gak tau jin itu masih ada atau gak, yang aku rasakan sejak kemarin sadar aku merasa segar bahkan ingatanku full. Kok aku gak merasa di bentak, kapan?

AN: Kang nai bilang yah sama adikku, dia sms gini; “Alloh tidak akan menunggu hari esok untuk menurunkan keajaiban pada hambanya yang sabar”. Padahal aku tak bilang siapa-siapa, selain akhi sendiri. Aku hanya takut mereka khawatir.

NAI: Memang mengabarkan kebaikan untuk adikmu sendiri tidak baik hmm? Yang saya bentak itu bukan teteh, tapi musuh-musuh Allah itu. Para jin-jin kerdil itu.

AN: Bukan begitu akhi, trimakasih aja mudah-mudahan ini bener-bener keajaiban. Ini hari ke 2, penyakit lupaku tidak kambuh. Cuman keringat darah sampai sekarang belum berhenti. Ada perasaan khawatir dalam diri, penglihatan mata pun ngawur.

July 6, 2012: Nesha Sulistiya
NS: Ustad maap 2 hari ini ipad saya ngaco, terus no HP yang bener mana nih yang mau di isi, apa ustad tau perkembangan kabar dia?

NAI: Alhamdulillah, dia udah sembuh setelah berdoa di Alharam di malam nisfu syaban.

NS: Kok jawaban ustad tidak sama dengan yang saya terima dari ummi? Ustad tau dari mana? Kata ummi mah hasil tes nya dia 100 % tidak gila. Cuma penyakit yang ada di tubuhnya perlahan-lahan menyebar mendekati busuknya daging.

Keringat darah pun semakin banyak, kami, kata umi membohonginya supaya pikiran nya tenang, tekanan darah nya supaya normal, karena itu sangat membantu tuk kesembuhannya. Begitu kata ummi ustad.

NAI: Masha Allah ^_^

NS: Kalau tidak salah ucapan itu biasa di pake orang saudi ketika rasa kagum, kenapa ngucapin itu ustad? Senyum lagi? Aku mah justru malah tak tenang hati dan pikiran,rasa sesal pun masih ada,

July 7, 2012
NAI: Saya 2 tahun lebih tinggal di kota riyadh ukhti, tentu saja saya tahu dan bias membedakan pemakaian kata “SubhanAllah” dan MasyaAllah. Masha Allah itu diucapkan untuk mengucapkan kekaguman. Jujur ana kagum sama kalian berdua. Bahkan iri..

NS: Orang sekotor saya tak pantas di kagumi. Ingin belajar jadi manusia baik ternyata susah. Jujur aku iri pada wanita yang pake jilbab, tapi aku belum bisa. Apalagi ketika masalah pertama lum selesai datang lagi yang baru, ketika semunya dah siap kenapa di acara pernikahan putriku lakinya tak datang, yang akhirnya putriku setres berat, apa ini hukuman buat ku dari Alloh

NAI: Bukan hukuman, itu adalah sambutan dari Allah ukhti. Ujian itu adalah sentuhan dari Allah langsung kepada kita, agar kita ingat kepada-Nya.

NS: Sambutan agar aku ini lebih taat lagi gitu? Apa yang harus ku lakukan?

NAI: Iya, sambutan dari Allah untuk menguji keseriusanmu di jalan barumu ini, apakah ukhti tetap menganggap Allah baik? Apakah ukhti akan tetap di jalan taubat ini?

NS: Masa lalu saya suram, ustad. Hanya harapan dan do'a agar Alloh mengampuni saya, saya akan terus belajar walau tetap tak paham.

NAI: Pertama, pake jilbab dulu. Karena dosa tidak memakai hijab itu akan tetap dihitung dari masa kemasa disepanjang usiamu saat auratmu terlihat, itu aja dulu. Terus waktu adzan usahakan sholat.

NS: IngsaAlloh ku usahakan, walau gerah kayaknya. Solat pasti, tapi gak bisa khusu'.

NAI: Ingat gerah di dunia itu tidak seberapa dengan panas neraka, gerah itu hanya siang hari dan malamnya sejuk, akhirat itu tidak ada siang malam. Karena disana tidak ada matahari lagi, bahkan dihari mahsyar nanti tidak ada pepohonan, yang ada hanya hamparan memerah seperti roti panggang.

NS: Apa yang di maksud berjilbab harus semua? Bukan kerudung aja kan? tapi pakaian juga, kayak nya aku harus terbiasa pakai baju longgar.

NAI: Jika berat, pakai kerudung aja dulu. Tapi niatkan untuk memakai jilbab suatu saat kelak, agar sisa umur itu tidak lewat begitu saja.

NS: Saya janji akan mengabulkan apa kemauan ustad karena menolong saya, ustad mau apa?

NAI: Saya tidak berharap apa-apa. Senang mengenal kalian, dari kalian saya bisa belajar. Harapan saya, bersabarlalah saatnya nanti kesulitan atau ujian menerpa bahumu yang mulai kelelahan dengan usia.

NS: Betapa mulia kemauan anda ustad, tapi justru kemauan anda hal yang sangat sukar saya kabulkan.

July 8, 2012
NS: Mohon do'anya ustad, ternyata ke 6 anaku kelakuan rusak. Mereka dimusuhi masyarakat. Ustad, kenal dengan “kg NAI” yang disebut-sebut Aisyah? Terus apa benar dia sehat?

NAI: kg nai = Kang NAI = >> NAI: Nuruddin Al Indunissy :D

NS: Ya Ampun jadi itu ustad sendiri. Cuma di singkat, betapa begonya saya ini. Aku mau tanya apa dia inbok ustad, satu jam lalu aku coba telephone dan di angkat, tapi ngomongnya gak jelas, dan dia pun menangis, apa benar dia sehat?

NAI: Wallahu Ta'ala ‘Alam. Ana ga tau

NS: Aku tanyakan langsung pada ummi, ternyata dia udah dua hari nyeri tenggorokan, dan dari tadi siang bicara pun sakit, kenapa ia bohong?

NS: Ustad tadi aku kirim pulsa untuk telpon Aisyah, tolong tanyain kabarnya? Jujur aja aku belum tenang kalau dia belum sembuh total, karena sakit tenggorokan itu tanda reaksi racun itu, yang lama-lama dia gak bisa bicara.

NAI: Dia tadi telpon koq, terdengar senyumnya. Alhamdulillah. Tapi sepertinya sambil nahan sakit tenggorokan. Allahurobbunakariim.. Jahat sekali racun itu, udah bikin busuk, bikin gila dan bikin ga bisa bicara dengan menghancurkan rongga tenggorokannya hingga membusuk?

NS: Yah gimana lagi atuh, untung ini mah masih hidup jadi bisa di obatin. Dulu ibu saya mah reaksi pertama bulan 1 perut dan muntah darah, bulan ke 2 pertama lupa-lupa dan sering melamun, di situ tenggorokan sakit bengkak perlahan-lahan daging nya busuk. Makanya bulan ke 5 meninggal. Tapi Aisyah udah setahun ini masih hidup.

NAI: Allah musta’an...

NS: Terus apa dia tadi tak ngaco ngobrol nya? Ngomongin saya gak? Dan apa bengkak tenggorokan nya?

NAI: Jin-jinnya udah tidak ada, hanya saja effect tenggorokannya semakin buruk. Enggak ngomongin antum koq

NS: Haduh gimana yah, tapi kenapa setiap di tanya saya sehat sembuh. Mungkin hanya keajaiban Alloh lah yng membuat dia sembuh. Aku tak bisa apa-apa lagi selain berdo'a ustad.

NAI: Iyah, berdo'alah. Karena JIN JIN itu sudah diusir 2 hari kemarin. Kayaknya tidak bisa kembali lagi karena udah dipagar dan disakiti.

NS: Jangan mudah di bohongi oleh jin itu. Setau saya jin itu akan keluar kalau dengan ahlinya. Bahkan pura-pura sembuh. Dulu ada kiyai banten mengobati ibu saya. Eh malah malik masuk jin nya ke kiyai, dan seharian kiyai itu lemas.

NAI: Jin itu menyerang kyai yang mengobatinya karena benteng tauhid kiyai itu lemah. Iyah, mereka memang kebanyakan pendusta.

“Jika ruh keyakinan itu telah mengerucut dan membentuk prisma tauhid yang mengerucut ke langit, maka disana tidak ada lagi rintangan. Anda akan enggan melirik kanan atau kiri yang gelap, karena yang anda lihat adalah cahaya di depan sana. Disana ada cahaya yang tidak pernah mati, kekal dan Abadi”.

Tauhid yang Kokoh & Disiplan Iman adalah modal Sejati bagi seorang Mukmin. Selanjutnya hanya ada dua pilihan, Melangkah dan Menciptakan Keajaiban atau terus Diam. Keteguhan hati adalah modal luarbiasa yang akan mendorong kita terbang meninggi, meloncati setiap rintangan dan menembus batas batas ketidakmungkinan. NAI

July 6, 2012: Aisyah Nursyifa
NAI: Ukhti, gimana kabarnya hari ini?

AN: Alhamdulilah membaik. Cuma tenggorakanku semakin sakit dan susah menelan. Kang NAI ini kayak dokter pribadi saya aja?

NAI: Aku hanya ingin memastikan engkau tetap bersyukur. Apapun itu.

AN: InsyaAlloh tenang aja, hidup itu untuk di nikmati dan di syukuri. Kan nasehat di catatanmu itulah yang membuatku gigih; “Rasa sakitnya dunia belum seberapa bila di bandingkan sakitnya kematian, dan kematian itu bukanlaha akhir. Namun pintu-pintu yang membukakan keabadian, sebuah negeri yang bernama Akhirat”. Terimakasih juga selama ini telah menaburi benih-benih ketauhidan kepada saya, walau saya belum bisa seperti kang nai, keyaqinan saya masih teramat lemah.

NAI: Demi Allah! Hanya Tauhid itulah yang akan membuat manusia beralasan untuk masuk syurga dalam keridhaan-NYA.

AN: Aamiin ya robbal alamiin. Akhi, boleh tanya sesuatu lagi? Apa benar mba Nesha pernah membunuh mertuanya?

NAI: Iya

AN: Astagfirulloh, naudzubilah! Gimana ceritanya? Pantesan dia di kejar-kejar kebimbangan terus.

AN: MasyaAlloh tiap hari pasti ada kejutan yang menyenangkan. Setelah 2 kali tes syaraf, nanti malam mau penyedotan darah. Ada-ada aja acaranya dokter. Besok kejutan apalagi yah? Pasti ku sambut dengan bahagia!AN: MasyaAlloh si mba Nesha ini sekarang rajin komen yah di status aku. Bener, ana ta'jub!


NAI: Dari awal cerita ini pun, beliau memang datang untuk minta bimbingan taubat. Makanya ana sambut, apapun masalalu dia. Bahkan kemarin-kemarin ketika ia mulai sedikit memahami dan mantap dijalan taubah itu ia sempat bertanya; “Ustad mau minta apa?” Dan saat itu saya jawab; “Saya hanya ingin kamu sabar dalam taubat ini, karena jalanan terus menanjak dan tidak mudah”


AN: Masa sih? Bener-bener hebat mungkin itu yang di namakan taubatan nasuha. Kenapa permintaannya itu gak dijawab, gak minta sesuatu yang berharga gitu? Itu kehebatan kang NAI merubah hati seseorang menjadi istiqomah di jalan Alloh?


NAI: Itu kehebatan Allah, semata karena Allah menutupi aib saya hingga terlihat mulia. Padahal hakikatnya kemulian Allah.


AN: Masha Allah, kang NAI. Kang NAI, ada titipan salam untuk kang Nai dari Mutowa Al Masjid Al Haram yang tadi siang menjenguku.


NAI: Masha Allah.. Alaikumsalam warohmatullah


AN: Dari tadi malam suara ini sempat terseng-senggal. Makanya abuya pangil Mutowa. Terus kayak biasa di ruqyah tapi tak ada reaksi. Tapi pas tangan beliau di sentuhkan ke leher saya tiba-tiba panas tak tertahan dan keluarlah beberapa gumpalan darah hitam. Alhamdulilah Sekarang agak enakan. Beliau pun langsung nanya kamu di ruqyah lagi yah sama gurumu? Saya jawab iya, dan dia bilang jarang orang bisa mengusir jin via Handphone. Tapi gurumu memang hebat (Sambil nunjukin jempol).


NAI: Masha AllahPagi itu 5.30am Waktu Indonesia Barat (Jam 2.50am Makkah Al Mukaramah), saya baru bangun kesiangan dan dikagetkan suara telphone yang kemudian diketahui itu dari Aisyah.


AN: “Kang nai, tolongin aku. Aku sudah satu jam di injak.. kakinya gede, ijo, banyak bulunya..”


NAI : “Allahuakbar! Audzubikallimati tammati mingkulli syarrimakholaq! Pergi kamu. Pergi... Pergi kalian musuh musuh Allah.. !”


AN :”Hwa....aaa..aa.” Ahamdulillah dengan satu bentakan itu jin itu, menjerit. Lolongannya menjauh dan hilang. Kembali suara Aisyah yang asli keluar.


AN : ”Astaghfirullah... Hh.. Hh.. ”


NAI: ”Luarbiasa jin-jin ini, beraninya hanya sama wanita. Pergi kamu, pergi!”.


AN : “Ini saya. Ini saya”.


NAI: ”Saya siapa? Jawab!”


AN : “ Saya. Ini saya. Masa ga tau?”.


NAI : ”Ini yang telpon kamu siapa?”


AN : ”Ini saya!”. Saya mulai paham, kalau itu adalah jin yang lain. Kemudian saya bersyahadat dan memulai melantunkan Alfatihah hingga selesai, dan mulai membaca awal ayat Al Baqarah.. sambil membiarkan Jin itu menjerit-jerit dan akhirnya mereda]


NAI : ”Alhamdulillah... ukhti Syifa? Siapa yang ngobrol sama antum?”


AN : “Iyah, kang nai”.


AN : ”Ini saya!”.


NAI : ”Tenggorokannya masih sakit engga?”


AN : ” Iyah, seharian ini hanya minum susu”.


NAI : ”Teteh percaya ga, jika Allah itu bisa menyembuhkan apa saja?”


AN : ” SubhanAllah! Tentu aku percaya”.


NAI : ”Sekarang ikuti saya. Dekatkan tangannya ke bibir, pegang hapenya dengan tangan kiri”


AN: ”Iyah”. Setelah itu saya menuntunnya untuk membaca Al Fatihah, dari ayat satu hingga selesai. Setelah kemudian saya menyuruhnya untuk meniupkan ke telapak tangan itu.


NAI: ”Teh, bangun niat dalam dada bahwa Allah itu maha menyembuhkan. Termasuk menyembuhkan tenggorokan teteh itu, atas izinNya. Sekarang tangan teteh telah berenergi, dan energi itu akan membakar JIN YANG SAAT ini bersembunyi dalam vita suara teteh. Sekarang DEKATKAN!”


AN: ”Aduh...aduh. Panas kang, panaaaasss”.


NAI: ”Iya pasti, sangat panas. Dan biarkan!”


AN: ”Okho... okho. Uuuargh.. Hhh.. Hh... “


NAI: ”Muntahkan! Muntahkan!”


AN: ”Sudah kang.. warnanya hitam”.


NAI: ”Itu jinnya. Masih ada yang sakit?!”


AN: ”Engga. Sudah”


NAI: ”Belum. Masih ada. Coba geser tangannya kebawah, letakan di dada”. Syifa diam, tidak ada reasi apa-apa. Terus saya tanya untuk menyakinkan, atau untuk melihat apakah dia dalam pengaruh jin atau tidak.


NAI:”Teh udah?”


AN: ”Iyah terus kemana lagi?”


NAI: ”Geser ke bawah. Ke perut, paha, kaki..”


AN: ”Kakiku kejang kang... Ha...aa. Aduh..aduh”


NAI: ”Tepuk!”


AN: ”Haw... Aduh.. Sakit”


NAI: ”Pukul! Lahawla wala Quwwata Ila Billah!”. Saya terus memerintahkan untuk memukulnya sampai rasa sakitnya itu hilang.


AN: ”Kenapa kang nai tau di kaki saya ada jin?”


NAI: ”Salah satu effect racun itu, membuat korbannya sperti terkena stroke (kakinya tidak bisa digerakkan, setelah kakinya terus tubuhnya) lalu mati perlahan dan membusuk. Itulah kejahatan jin itu”. Setelah itu hape mati lagi.


July, 11 2012.
Malam itu konsultasi Rehab Hati yang saya buka di no pribadi saya sedang berlangsung, dan biasanya selalu saja ada nomor masuk tanpa sms terlebih dahulu. Dan biasanya saya biarkan, karena prosesi Rehab Hati langsung dari telephone terganggu. Hanya saja nomor itu terus menerobos masuk. Akhirnya saya hentikan sejenak dan melihat nomor itu. Syifa... ini nomor Saudi Arabia. Dan saat itu juga saya memohon izin untuk menunda Konsultasi Rehab Hati.


AN : “Aku di iket di gua kang. Tolongin aku, aku disiksa.. tolongin aku, mulut aku diikat tali”.


NAI: “Allahuakbarrrrr! Ukhruj yaa aduwallah...!”. Suara saya menggeram kegeraman dengan ulah jin-jin laknat itu. “Darimana kalian hah! Kalian benar-benar telah menganiyaya hamba Allah ini. Keluar kalian. Keluar sekarang juga. Keluar musuh musuh Allah..”


AN: “Hrrggh... Hua... Diam.Diam! Saya akan bawa anak ini”.


NAI: Demi allah.. Kalian tidak akan pernah bisa! Cepat keluar atau saya bakar kalian semua atas Izin Allah! Cepat! Cepat! Cepat!!


AN: “Saya tidak akan pergi sebelum membunuh anak ini”.


NAI: “Hey! Siapa kalian berani mendahului kekuasaan Allah! Allah telah menugaskan malaikat Ijra’il untuk mencabut nyawa, dan itu rahasia Allah..”. Dari ujung telephon terdengar lolongan panjang menjauh, lalu mendekat lagi ketelinga saya dan mulai membentak saya.


AN: “Diam. Diam! Suara kamu membuatku sakit!”


NAI: “Iyah, memang sakit dan rasakanlah gelombang petir yang akan membantai kalian. Siapa kamu. Jawab!? Jika kalian tidak juga mendengar peringatan ini. Maka getaran suara ini akan berubah menjadi balatentara cahaya halilintar yang menghanguskan kalian. Ingat! Allah akan mengabulkan do’a Hamba-Nya yang Yakin! Demi Allah.. Demi Allah! Lepaskan anak ini. Lepaskan..”


AN : “Saya harus bawa anak ini. Saya harus bawa..sekarang.. Aaaargh...”Setelah memberi peringatan itu, saya mulai membaca Al Fatihah dengan lembut, Al Baqarah 1-5 dengan lembut, dan Al Baqarah 102, 255, 285-286 dengan suara keras. Dilanjut dengan Al Falaq, lalu dilantunkan Adzan. Di saat adzaan itu terdengar lolongan panjang menjauh.


AN: Iya..iya..aampuuuunnn.. Iya, saya pulang. Saya pulang kemadura. Ampuun...Ampuun..”Selepas itu udara bogor kembali hening, sempat khawatir dengan tetangga dengan teriakan saya.


July 10, 2012: Nesha Sulistiyya
NS: Afwan, ustad mau tanya apa tau perkembangan kesehatanya? Aku inbok dia dari malam gak ada balasan.


NAI: Semalam dia diganggu lagi (dadanya di injak kaki besar) dan alhamdulillah jinnya sudah di usir lagi


NS: Astagfirulloh tuh kan kata saya hati-hati, hanya ingin memberi tahu dari beberapa korban temen ana ustad. Kadang-kadang setelah menginjak dada, nanti kadang jin mengikat ke 2 lutut bahkan kakinya sakit dan susah gerak yang akhirnya lumpuh, itu cerita temen ana dulu, ustad mba mohon kapan pun dia kambuh atau di serang tolong bantu dia, berapa pun biaya yang habis ustad keluarkan tuk nelpon dia saya ganti.


NS: Saya baru inget, tolong katakan pada dia di bawah tempat tidurnya ada kertas yang di lipat persegi dan di bungkus rapat plastik, cepat ambil dan bakar, dulu aku yang naruh, itu jimat pemberian nenek.


NAI: Kenapa baru bilang sekarang!? Ya Allah..


NS: Asli, saya lupa ustad.


July 12, 2012: Aisyah Nursyifa
AN: Kang NAI mau tanya, apa tadi ruqyah kang NAI mengumandangkan adzan?


NAI: Iah, baru ingat ya?


AN: Bukan baru ingat, tapi apa yang ana dengar dan liat nyata yah. Tadi pas solat isya ketika ana coba ruqyah sendiri, walau badan bergetar ada suara nyaring terdengar jelas. Katanya gini; “Gara gara suara adzan itu, anak buahku mampus, tunggu dan rasakan kami akan kembali”


NAI: Jawab saja tantangannya. Saya sudah tantang semua tadi malam, malah disuruh datang ke Sentul Bogor! Jangan pernah takut dengan ancaman itu, meski jin itu puluhan ribu. Malaikat Allah lebih banyak, dan tentu saja Allah lebih kuat dari apapun.


AN: Astagfirullohaladzim. Semakin di jawab semakin nyaring, aku gak mau di sebut orang gila teriak-teriak di kamar. Cuma solat dan ngaji pun merasakan panas, ku coba minum air dengan garam yang dibacakan Al Fatihah sama kang nai itu, malah semakin panas. Apa itu tanda jin nya masih ada apa bekasnya?


NAI: Mungkin masih banyak. Oh ya, ukhti, buka kasur dan cari kertas disana, lalu ambil, bacakan Ayat Kursi dan tiup lalu teriakan takbir padanya dan bakar. Bakar!


AN: Iya, aku merasakan jinnya banyak. Semoga mereka mati perlahan, aku tak paham cari kertas terus bakar?


NAI: Ada lipatan kertas plastik. Disitu ada tulisan arab yang disimpan nesha, itu yang disebut jimat atau apalah saya tidak tau dan tidak mau tau hal hal begituan. Ambil dan bakar sekarang!


AN: Gak ada ana cari-cari. Di bawah ranjang dan kasur? Di mana naruhnya?


NAI: Coba cari lagi


AN: Baru ketemu dan udah di bakar akhi. Tapi ketika membakar badan saya bergetar hebat dan sekarang lemah lunglai tak ada tenaga.


NAI: Allahuakbar! mungkin semua jinnya mati.


AN: Aamiin ya robb. Mudah mudahan demikian.


July 13, 2012: Nesha Sulistiya
NS: Ustad saya hanya mau tanya, bagaimana keadaan nya?


NAI: Kertas itu sudah dibakar dan dia merasa lemes, tadi shubuh diganggu lagi sama jin-jin itu.


NS: Ya Alloh, Kemarin malam aku mendatangi pimpinan pondok al Amin madura. Karena yang saya tau cucunya pernah di guna-guna tetangganya, sama seperti apa yang saya lakukan, tapi dia sembuh total. Di situ saya mengutarakan semuanya dan ingin membantu mencari penawarnya buat kesembuhan nya, kiyai itu jawab hanya mujizat Alloh lah yang akan membantunya, karena memang gak ada penawar. Coba temanmu itu jangan tidur ketika ngantuk paksakan bangun, dan jangan makan ketika lapar, amalkan lapad “layukallifullohu napsan illa wus'aha”. Air nya pake mandi. Nah gimana menurut ustad?


NAI: Itu potongan ayat Albaqarah ayat 286, sebaiknya baca lengkap saja jika mau buat air ruqyah.


July 13, 2012: Nesha Sulistiya
NS: “Ustad saya dapat kabar dari tetangga bahwa rumah nenek itu di bakar masyarakat, dan mati. Mudah-mudahan tidak mengganggu dia lagi”


NAI; Allahuakbar!


July 13, 2012: Aisyah Nursyifa
AN: Kang NAI saya mau cerita tentang kisah ruqyah tadi duhur, tapi sama mutowa yang berbeda.


NAI: Iyah. Gimana


AN: Tadi pagi setelah ana solat tiba-tiba banyak suara berderap menggertarkan, sambil mengancam membawa pasukan. Di situ aku hanya bisa takbir dan taawudz dikeraskan. Di situ hilang kesadaran, dan waktu sadar jam 11. Disana sudah ada beberapa Mutawwa dan tangan kakiku terikat keras.


AN: Tapi anehnya Mutowaa itu bawa cermin, pas di lihatkan ke mukaku yang di lihat bukan wajahku tapi wajah nenek yang menakutkan. Yg aku ingat ketika di ruqyah aku mah berada di pohon beringin. Tapi melihat para makhluk sialan itu kepanasan dan menjerit-jerit. Ada yang adzan sampai 7 kali.


NAI: Kenapa ga telpn saya atuh? Memang harus dibakar semua. Jin itu bandl-bandl


AN: Cerita saya belum selesai akhi, orang handphone ku melayang kaya-layangan. Lama mungkin hampir 3 jam mutowa membakar jin itu, dan yang saya dengar mereka menyabutkan Namanya satu persatu. Keitka saya sudah bebas, saya buka mata dan ingat semua tapi kaget pas Anak majikan kesurupan. Apa itu ketularan? Dan mutowa itu pun lemes banget, sampai gantian, yang merruqyah anak majikan Mutawwa yang lain.


NAI: Bukan menular, tapi memang ruqyah itu membutuhkan energy. Dan jin memang bisa masuk kesiapa aja yang imannya lagi lemah dan penakut.


AN: Astagfirulloh maafin saya, bener mungkin selama ini kang NAI kaya mutowa itu? Tadi yang datang meruqyah ada 7 mutawwa dan berbagi tugas, ada yang dzikir, ada yang Adzan, ada yang membaca Ruqyah, nah yang paling parah yang Meruqyah. Dia terlihat lemes banget, keringat bercucuran dan lemah lunglay tak berdaya, ia terkapar di atas shofa. Yang ruqyah hanifah mah yang lain, kang nai sendiri masyaAlloh sanggup menahannya?


NAI: Selama meruqyah teteh, yang lemes itu hanya satu kali. Gapapa teh. Saya malah seneng koq, saya langsung naik darah kalo ada Jin jahat seperti itu. Kalau kelihatan mah pengen nge-BANTAI. Hanya saja, tehniq ruqiyyah saya tidak seperti dukun yang katanya bisa melihat Jin. Saya tidak bisa melihat sama sekali, hanya merasakannya dan menyakini keberadaannya.AN: Kalau lagi sadar gini, gak lihat, terasa sejuk, tapi kalau jin itu mau datang. Ruangan kamar itu berubah, dan suasana menakutkan di situ saya lihat jelas, gak tau benar apa gak nya?


July 14, 2012
NAI: Dengarkan, ketika jin itu terlihat, artinya dia sudah menghabiskan energinya untuk memperlihatkan diri kepada kita. Jika kita takut maka dia berhasil dan bahkan akan mencekik, tapi jika kita berdiri dan menyebut asma Allah dan takbir jin itu akan lari pontang-panting. Caranya baca takbir dan ludahi, atau baca "Adzubillahikallimatillahi tammaati minssyarimaa kholak!!! lalu ludahi. Insya Allah jin kerdil itu musnah!


“Jin itu takut sama manusia seperti manusia takut sama jin”, begitu atasar Mujahid.


AN: InsyaAlloh akan saya lakukan, bila datang lagi, tapi alhamdulilah dari semalam gak datang.


NAI: Berdirilah dengan gagah wahai hamba Allah!


AN: Ia insyaAlloh sekuat mungkin ana akan melawan mereka. Mau minta solusi tentang pendapat semua sodara saya, tapi gak ada yang mengerti saya.


NAI: Iya silahkan


AN: Astagfirulloh kang NAI kok ana baru ingat bahwa tadi malam saya di ruqyah lagi. Pas liat pusa kok kurang ternyata.. maaf yang ana inget setelah minum air itu pusing gak tahan. Dan jam 1 malam baru sadar. Aduuh..merepotkan mulu, dan alhamdulilah sekarang dengar adzan dan solat pun gak merinding atau takut.


NAI: Hehe. Alhamdulillah.. Oh iya, kabar bahagia teh. Si nenek sihir pemilik racun itu rumahnya dibakar masyarakat. Jadi mudah-mudahan dia juga mati. Jika si nenek itu mati, insya Allah tidak akan ada jin lagi yang datang. Jikapun ada langsung telpn ana dan lakukan yang kemarin. Berdiri dengan gagah dan lantunkan takbir!


AN: Astagfirulloh apa itu benar? Yah mudah-mudahan mati. Tapi yang sering saya rasaakan, ketika jin itu datang kadaang saya gak bisa bicara. Cuma dalam hati. Dan meminum air kemarin juga tetep panas.


July 15, 2012NAI: Nanti klo sakit lagi kita ruqyah lagi, sekali lagi. Sepertinya setelah itu tidak akan datang lagi, insya Allah.


AN: Khi kenapa 3 jam lalu ke 2 no nya susah di hubungi? Tapi alhamdulilah ana berhasil menantang dan melawan mereka, pasukannya makin banyak dari yang kemarin akhi.


NAI: Masha Allah! Begitu seharusnya! Allahuakbar!


AN; Iya khi, aku melakukan seperti petunjuk kang nai di atas. Waktu itu lagi solaat sunah, ada suara yang sangat keras katanya; “Saya tidak puas bila masih melihat kamu hidup”. Selepas itu, saya langsung ambil sisa Air zam-zam yan dibacakan Al Fatihah dari kang Nai kemarin. Aku semburkan ke mereka dan wujudnya pada kelihatan nyata. Di situ langsung ana caci maki habis-habisan, sambil ucapkan kalimat itu, lumayan lelah yah.


NAI: Sepertinya yang saya ajarkan selama ini baru teteh pahami. Pada intinya, keberhasilan ruqyah itu tergantung 3 hal: Keyakinan pada diri sendiri, keyakinan kepada peruqyah dan keyakinan dia kepada Allah.


AN: Iyah, ahsanta akhina. Ini si mba Nesha nyuruh ana; “Jangan tidur selagi ngantuk, jangan makan selagi lapar dan amalkan surah albaqoroh”, Gimana maksudnya? Katanya amalkan billa ingin sembuh.


NAI: Maksudnya sering bangun malam dan puasa sunnah! Lalu baca setiap malam Al Baqarah, terutama Ayat 1-5, 102, 163, 164, 255, 285 dan 286. Mulai dengan Al Fatihah dan akhiri dengan Al Ikhlas, Al Falaq dan An Nas. Cara paling mustajab adalah bukan meruqiyah, tapi mendidik yang diruqiyah supaya berani. Jangan banyak mencaci, tunjukan saja kita tidak takut. Perhebat Dzikir dan keraskan suara Takbir! lalu ludahi dengan meniatkan untuk menghancurleburkan mereka atas izin ALLAH!


AN: Memang 2 bulan ini ana gak puasa sunah karena jadwal obat, tidur pun biasa habis subuh. Malam kalau sadar, yah digunakan tuk bermunajat. Ana hanya bilang; “Kalian makhluk terkutuk, malam itu mereka malah menampar dan menarik rambut saya! Dan disitu ana baca ayat Qursi dan akhir suroh Al Baqoroh itu” Mereka tidak mati cuma menghilang, cerita kayak gini gak di percaya ma orang saudi mah akhi.


NAI: Ludahi, semoga Atas izin Allah mereka akan terbakar!


AN: Tadi malam banyak mungkin ada 15 orang, di ludahi sebagian dan mereka mejerit-jerit! Ketika ana capek gak daya baru di putar ayat ruqyah yang di download dari kang nai. Pasti mereka datangnya waktu Ashar atau waktu mau Isya, kadang waktu mau Adzan Shubuh, kayak nya harus waspada terus.


NAI : Memang iya, coba katakan begini: “Demi Allah! Allah sedang menatap kalian! Sambil tunjuk jari ketauhidanmu ke langit! Setelah itu baca Syahadat. Ana yakin semua kabur”


AN: InsyaAlloh kalau datang lagi, ini suasana dah berubah kang..


NAI: Telephon saya sekarang.


July 15, 2012: +966504768xxx
AN : Mereka berdatangan lagi. Hiiiy...”


NAI : “Ingat! Ingat sama Allah! Berdirilah... “


AN : ”Dia besar hitam, matanya banyak! Kang nai tolong... aku dicekik!”


NAI :”Minta tolong sama Allah.. bukan sama saya! Kamu akan lemah jika tetap begitu”


AN :”Mulut saya dibekem..”


NAI : ”La Hawla wala Quwwata Illa Billah!, Audzubillahiminassayyitonirrajiim..!” Ludahi.. Ludahi sekarang! Dan takbir yang keras!


AN :Syifa:”Allaaaaaahuakbar! Pergiiiii.... Chwuaa...”


NAI: ”Bangun! Berdiri dengan gagah dan acungkan jari ketauhidanmu kelangit! Dan musnahkan mereka! Audzubikallimatillahi tammati minssyarrima khalaq! BERDIRILAH DENGAN gagah wahai hamba Allah! Berdirilah!”


AN : “Aku tidak takut dengan kalian... Pergi! Aku tidak takut dengan kalian. Harrrggh... Pergi! Pergi! Alaaahuakbar! Huhh...”. Terdengar suara Aisyah menjadi gagah, dan mengutuk mahluk-mahluk laknat itu.


NAI:”Dzikir, dzikir! Bacakan syahadat!”


AN: “Asyahadualla Ilaha IllAllah wa Asyhadu Anna Muhammadarrasulullah!”


NAI: “Alhamdulillah... Coba bacakan Al Fatihah!” Terdengar aisyah mulai baca basmalah, ayat 2, ayat 3 namun diayat 4 dia batuk berat.


NAI: ”Malikiyamiddin! Maaliki yaumiddin! Allahlah penguasa hari pembalasan! Takutlah kalian musuh Allah!”


AN: ”Hrmmm... Saya harus bunuh anak ini! Saya akan bunuh anak ini! Kamu telah membunuh banyak pasukan saya!”


NAI: ”Allahuakbar! Tidak Demi Allah! Datanglah kamu semua kesini! Kenapa harus jauh-jauh ke Makkah Hah! Datang ke tempat saya disini di pulau Jawa! Demi Allah! Saya tidak peduli busuk wajah kalian, demi Allah saya tidak peduli berapa ribu pasukan kalian! Demi Allah saya tidak takut! Demi Allah... Yang Maha Perkasa! Demi Al Jabbar! Al Mutakdir! Al Awwal Al Akhir... Al Dzahir Al Bathiin... Al Dzul Dzalaali wal Ikram!”


Setelah itu saya membacakan surah-surah yang teramat ditakuti dan membakar jin: Surah Al Baqarah 255, Ar Rahman 33-36, Al Hasyr 21-24, dan Al Anfaal 17! Selama ayat-ayat itu dibacakan, jin-jin itu terus menjerit-jerit. Detik detik berikutnya terdengar suara Aisyah mengikuti bacaan ayat yang kubaca sambil menggigil.


NAI : “Sudah pada pergi kan?”


AN: ”Belum kang, yang tadi mati. Sisanya disekeliling kamar.. hitam gede.. banyak. Tapi mereka tidak mau dekat!”.Saya mulai berfirkir keras, mencari cara untuk memusnahkan balatentara iblis yang sedang marah itu. Mereka tidak masuk ketubuh Aisyah, namun berada disekeliling Aisyah!


NAI : “Baik. Sebntar! Tenang. Antum percaya ga Allah menyaksikan semua ini?”


AN : “Percaya! Allahuakbar!”


NAI : “Itu yang saya butuhkan, ikuti saya. Atau, tidak usah.. dengarkan dan ikuti dalam Hati. Jangan dilihat!Saat itu berfikir, bahwa jin-jin ini adalah serangan dari kerajaan iblis yang marah karena beberapa pasukannya terbunuh. Dan bukan jin suruhan nenek sihir itu, dan urusan ini adalah urusan Aisyah, Saya dan Allah. Saya membenarkan posisi duduk, menghadap kiblat. Membangun niat! Mengobarkan kembali kekuatan cinta, antara jiwa saya dan Aisyah saudari saya yang teraniyaya.


NAI: Ya Allah.. ya Rahmaan ya Rahiim, curahkanlah kasih sayang-Mu untuk hamba-Mu yang tengah didzolimi jin-jin laknat ini. Ya Allah.. ya Kuddus, ya Sallam ya Mukmin yaa Muhaimiinnn, dzahirkanlah penjagaanmu wahai Rabb yang maha Menjaga dan Mengamankan Hamba-Nya. Demi Namamu Yang Agung, mahluk-mahluk-Mu dari kalangan jin ini telah berusaha menodai kesucian-Mu ya Kuddus!


Wahai Al Aziz! Al Jabbar! Al Mutakabbir! Yaa Haq! Yaa Khaliq! Ya Awwal Ya Akhirr.. Ya Dzahir ya Bathiin.. Dzahirkan kekuasaan-Mu untuk hamba-Mu yang teraniyaya ini...


Yaaa Nuuurrr... Ya dzul Dzalaali wal Ikram. Wahai engkau yang bersemayam diatas Al Arsy.. Pemilik Cahaya diatas Cahaya! La Hawwla walaa Quwwata Illa Billah! Sesungguhnya kami ini lemah dan tak ada kekuatan apapun selain pertolongan-Mu. Demi meninggikan kalimah ketauhidan atas-Mu, demi memerangi kemusyrikan dan kesyirkan atasmu wahai An Nuurr. Berikanlah cahaya pemagar untuk Hambamu yang sedang dizalimi ini. Audzubikallimatillah... mingkulli sayitooni wahammah, wa mingkulli ainu lammah. Asyhadu Allaa Ilaaha Illallah wa Asyhadu Anna Muhammadarrasulullah!


Selanjutnya saya membacakan ayat-ayat Ruqyah dengan khusyuk, bersusun dari  Al Fatihah, Al Baqarah 1-5, 102, 163-164, 255, 256, 257 dan saat membaca ayat “Allahuwaliyyulladiina aamanu yukhrijuhum minaddulumati ilannurr....(Allah pelindung orang beriman, Dia mengeluarkan dari kegelapan menuju cahaya) aisyah tiba-tiba berseru..


AN: “Akhi... teranggggg. Masya Allah.. Kamarku terangg.....”


NAI: “Terang bagaimana? Memang dari tadi, kamu merasa gelap? Istighfar!”. Saya mulai curiga, dia adalah suara jin yang berusaha menghentikan bacaan Al Qur’an saya.


AN: “Dikamarku lampunya dimatikan akhi, masha Allah tabarokAllah! Haruuummm... Apakah ini syurga.. Haruummm”Setelah itu sambungan terputus. Saat itu aku berdiri, mengeliat dan menengok Abuazhar Askary/sahabat saya di kamar sebelah, mereka masih asik dengan pekerjaannya. Dan malam hari selepas Isya Aishah kirim pesan di inbox...


July 16, 2012: Aisyah Nursyifa
AN: Keajaiaban yang luar biasa yang baru ku lihat ku nikmati sepanjang hidup saya! Sungguh menakjubkan, tak bisa di ungkapkan dengan tulisan atau cerita, serasa mustahil tapi sungguh ini nyata, nyata sekali!


NAI: Coba ceritakan, biar ana kebagian bahagianya.


AN: Bingung harus ucapin apa khi, nanti aja ana telepon bila pulsanya dah datang, deg-degan sedih campur bahagia, pokoknya ini sepesial banget kayaknya dari Alloh. Dan tak banyak orang mendapatknya.


NAI: Apa? Ceritakanlah. Saya khawatir itu dari jin. Ceritakan!


AN: Tapi apa kang nai akan percaya apa yang saya ceritakan?


NAI:  Silahkan


AN: Allahuakbar! Ketika tadi kang NAI mengaji tiba-tiba perlahan ruangan kamar saya terang ada sinar cahaya yang tiba-tiba muncul. Nah setelah tutup telephone, sinar itu semakin terang sehingga ana silau tak mampu buka mata.Terus tiba-tiba ada angin kenceng haruuuuuum sekali.


Ku coba buka mata tetep silau, yang terliat sosok putih. Mataku tertutup kembali sambil mengucapkan takbir! Lalu ada tangan yang meraba dari ujung kepala sampai kaki, 3 kali berturut-turut dingiiiin sekali tangannya seperti es. Terus badan ku terasa terkena air hujan, serasa ada yang memandikan. Gak tau air itu dari mana, tapi ini nyata karna tanganku meraba air sejuk harum itu dan membasuh mukaku.


Aku meminum air yang berjatuhan itu, dan kotoran yang ada di tenggorokan keluar. Terus katanya, baca Sholawat, Istighfar, Tahmid dan Syahadat ! Setelah aku membacanya mataku terbuka, kamar masih terang dan sejuk. Harum, badan ku bersih, kuat, segar, gak pusing, aku sujud sukur serta bertanya siapakah engkau?


Hanya ada semilir angin yang membelai wajahku, dan ruangan kamar kembali seperti biasa, hanya saja aroma harumnya sampai sekarang masih tercium. Coba apakah ini dari jin akhi?


Seisi rumah bingung dan penasaran, dari mana datang aroma wangi ini?


NAI: Allahuakbar! Insya Allah mungkin itu malaikat rahmat. Sekarang gimana?


AN: “MasyaAlloh apa benar itu malaikat? Aku di sentuh di obati malaikat rohmat akhi... Sekarang sehat segar seperti semula, mamayu enak makan”.


NA: “Insya Allah inilah yang ana sebut Keajaiban! Dan kisah ini selesai. Alhamdulillah. Pulanglah dan kabari suamimu. Semoga beliau menyayangimu. Adikmu merinduimu, saudariku”.


Hanya itu yang saya tulis di pesan facebook untuk aisyah saat itu, selebihnya air mata yang berlomba-lomba, perlahan sembab seperti ingin membelai-belai janggotku yang mulai tumbuh subur. Rabb... Aku belum mampu mencintai-Mu, tapi kubisikan lirih sekali lagi. Kucinta cara-Mu ya Rabb!.

Saya teringat kisah seorang sahabat Nabi Muhammad Saw dari kalangan Anshar yang dikisahkan Imam Hasan dalam kitab Mujabin di bukunya Ibn Qayim Al Jauziyyah; Abu Muallaq, sahabat itu adalah seorang pedagang, tekun beribadah, penyendiri, dan menjauhkan hidupnya dari keharaman.

Suatu hari Abu Muallaq pergi untuk berdagang dan ditengah jalan dihadang perampok bersenjata tajam.

Perampok itu membentaknya; "Letakkan apa yang engkau bawa! Saya akan bunuh kamu"

Pedagang itu menjawab, "Apa yang engkau inginkan dari kematianku? Kalau harta, ambilah harta tersebut"

Namun perampok itu menggertak, "Hartamu itu untukku dan aku tidak menginginkan apa-apa kecuali darahmu!"

Pedagang itu menjawab; "Kalau engkau menolak, biarkan aku shalat empat rakaat sebentar"

Penjahat itu menyetujui; "Shalatlah sesukamu!"

Pedagang itupun berwudhu lalu shalat empat rakaat. Dalam sujudnya yang terakhir ia berdoa; "Ya Allah yang maha pengasih dan penyayang, Ya Allah yang memiliki mahligai nan mulia. Wahai Engkau yang berbuat apa saja yang dikehendakinya, aku mohon kepada-Mu atas kemuliaan-Mu yang tiada bisa dipisahkan, dengan kerajaan-Mu yang tidak bisa dikurangi dan dengan cahaya-Mu yang memenuhi segala singgasana-Mu. Lindungilah aku dari bahaya perampok ini. Ya Allah yang maha penolong, tolonglah hamba"

Doa tersebut dia bacakan tiga kali. Tiba-tiba seorang penunggang kuda datang sambil memegang sebuah senjata yang diletakan diantara dua telinga tersebut. Ia melihat perampok tersebut dan menusuhknya hingga mati. Penunggang kuda itu mendatangi si pedagang seraya berkata, "Bangunlah!".

Pedagang itu bertanya kepada sipenunggang kuda, "Siapakah engkau?"

Penunggang kuda itu menjelaskan, "Aku adalah malaikat penghuni langit ke empat. Engkau telah berdoa dengan do'amu yang pertama dan aku mendengar suara di pintu langit. Lalu engkau berdoa untuk kedua kalinya aku mendengar derap langkah penghuni langit. Lalu engkau berdo'a untuk ketiga kalinya, maka dikatakan kepadaku, 'Do'a itu dari orang yang ada dalam keadaan bahaya.' Aku meminta kepada Allah agar mengutusku membunuh perampok itu."

Berkata Imam Hasan, "Maka orang yang berwudhu dan menunaikan shalat empat rakaat dan berdoa dengan do'a tersebut, pasti akan dikabulkan do'anya baik ia dalam keadaan sengsara atau tidak"


AN: Aamiin ya robbal alamiin. Keajaiban yang istimewa, tak kuat ku menahan air mata khi, tak percaya apa benar ini semua selesai? InsyaAlloh ku akan pulang segera. Suami sudah kuberi tahu, beliau masih bengong keheranan.


Apa yang harus ku ucapkan selain kata Alhamdulilaah wa Syukrilah. Kang NAI mengobati saya dari pertama, dari awal jin itu berdatangan hingga semuanya pergi bahkan sebagian mati. Hingga akhir yang istimewa ini. Apa yang harus aku berikan akhi?


NAI: SubhanAllah! Walhamdulillah! wa LaillahaillAllahu Allahuakbar! Satu saja harapan saya, cerita ini akan saya susun menjadi satu kisah akbar "The Miracle Of Tauhid" yang Insya Allah akan menginpirasi banyak jiwa untuk taubat dan mengokohkan Tauhid banyak jiwa. Nama anti dan semua tokoh akan diganti untuk menjaga niatmu.


July 17, 2012: Aisyah Nursyifa

AN: Aamiin ya robbal alamiin, silahkan tulis dan disusun ulang akhi, gak kebayang akhi aku nanti membaca kisahku sendiri yang ditulis sama penulis yang selama ini kuganggu waktunya. Semoga keimanan ketauhidanku semakin kuat dan istoqomah.


AN: Akhi, majikan masih gak percaya dengan kesembuhan ini. Sampai panggil Mutowa lagi, Mutowa yang dipanggil malah senyum-senyum.


NAI: Habis senyum-senyum ngapain?Sampaikan salam saya sama Syaikh Mahmud Abdul Ghofur Al Khohtoni. Ana sangat ingin bertemu dengan beliau dan belajar baca al Qur'an. Ana merindukan kota Makkah, ingin kembali lagi menatap satu persatu setiap orang shalih yang terpanggil kesana.


AN: MasyaAlloh! Akhi, ada cerita lucu saat mutowa itu datang. Beliau gak kaget dengan keharuman yang di ciumnya.dan langsung menuju kamar ana sambil lurak lirik sambil bilang ke seisi rumah bhw aroma wangi berasal dari kamarku. Nah mereka tak percaya,dan nanya ma ana pake bahur apa minyak wangi apa?terus kamu punya ilmu apa bisa sembuh total?


Tapi alhamdulilah semuanya dijawab Mutowa, dan beliau pun bertanya kepadaku saat masuk kamar: “Kamu di serang lagi, dan kamu di ruqyah lagi dengan gurumu itu ya? Sambil senyum, dan ada kejadian yang membuat mu sehatkan?


Tampa dijawab pun beliau paham, beliau pun titip salam ke akhi kemarin, sayang ana malu tuk minta no Handphone atau photonya. Pesan terakhir sang Mutowa: “Gurumu bukan orang biasa-biasa, ia membaca Al Qur'an Al Kareem dengn penuh keyaqinan, sehingga malaikat pun terjun langsung atas izin Alloh”


July 18, 2012: Aisyah Nursyifa


NAI: Masha Allah... Makasiya untuk kisahnya yang luarbiasa. Mulai saat ini, antum, insya Allah bisa meruqyah bahkan mengusir jin yang datang. Karena keyakinan antum sudah full, ainul yaqiin semoga mencapai Haqqul yaqin suatu ketika.


NAI: Minta do’anya ya teh, doa orang Makkah kan mustajab! ^_^ Masih banyak target yang harus diselesaikan.


AN: Iah jin-jin itu harus di basmi.


NAI: Tidak semudah itu ukhti, jin itu sama seperti manusia. Mereka memiliki peradaban, kerajaan, pasukan dan wilayah dilautan, gunung-gunung bahkan berseliweuran diantara manusia. Jin kaffir dibawah panji Iblis, dan pasukannya syaitan-syaitan dari kalangan Jin dan manusia. Misi mereka adalah sama, menggelincirkan manusia kedalam Kesyirikan, jika tidak mampu, mereka menggoda manusia untuk melakukan dosa besar, kemudian bid’ah... hingga jeratan terkecil; yaitu membuat manusia senang dengan hal yang mubah atau manfaatnya lebih kecil seperti facebook ini. Hingga kita semua lebih senang nonton tv atau main facebook berjam-jam, lalu memberikan waktu beberapa menit saja untuk Shalat.


.....


DEMI ALLAH. PERANG INI BELUM BERAKHIR, DAN TIADA AKHIR HINGGA NAFAS INI TERHENTI!


Salam Bahagia, untuk semua sahabat-sahabat keluarga besar Rehab Hati dan Quranic Healing (RHQH). Salam Ta’jim untuk Ustad Perdana Ahmad yang telah dengan gagah mendeklarasikan perang tanpa akhir terhadap Musuh Musuh Allah dikalangan Jin dan Syaitan dengan mencetak peruqiyah dan praktisi “Qur’anic Healing Technique” di Masjid Assalam Cibinong beberapa waktu lalu. Salam bahagia juga untuk semua Jajaran Pemegang Panji Ruqiyah Nasional Bogor, Depok, Jakarta dan sebentar lagi.. diseluruh tanah air ini. Semoga catatan ini menjadi cikal bakal hadirnya “Distance Qur’anic Healing” kedepan.


+966504768xxx“
Kang Nai, koq aneh yah? Tiga hari ini, walau matahari panas aku merasakan sejuk dan keringatku harum, tidak merasakan gerah atau panas sedikitpun padahal aku sudah naik ke lantai empat. Terus kadang, yang akan terjadi hari ini sudah terlihat jelas di mimpi. Kemarin malam aku bermimpi melihat anak majikanku jatuh dari tangga, dan hari benar-benar terjadi?!”


Kisah demi kisah selanjutnya masih terus berdatangan, kisah balas dendam kerajaan jin yang tidak mampu menembus dinding cahaya putih yang mengelilingi aisyah hingga beberapa bulan kedepan, wafatnya puteri tercinta Nesha, wafatnya nesha dengan senyuman, sihir-sihir yang kembali ke anak sulung nesha yang dendam atas kematian ibunya yang kemudian menjadi gila dan masuk rumah sakit jiwa, masuk islamnya seorang budha dan di ikuti 5 keluarganya di jakarta, dan kisah-kisah dahsyat dan memukau tokoh Aisyah Nursyifa yang kemudian menjadi mujahidah peruqyah muslimah indonesia di makkah yang kemudian meruqyah kangker tulang Ummi, terusir dari rumah itu, dipenjara dan disiksa karena fitnah Abuya, hingga ke sebuah puncak di sidang mahkamah kerajaan saudi dan kemudian ditolong saudaranya Abuya dan sekarang menjadi pengajar Qur’an di rumah itu sambil Aktif terus meruqyah sambil menunggu kepulangannya ke Indonesia.



Semua tidak bisa ditumpahkan di Internet. Karena Alhamdulillah, saat saya ceritakan kembali kisah ini (23 Agustus 2013) dalam menyongsong terbitnya buku Rehab Hati Qur’ani dan Quranic Healing Technology, Ruqyah Syariyyah dan Distance Qur’anic Healing (pengobatan jarak jauh) ini sudah mulai dikenal oleh ribuan kepala dan di praktikan oleh praktisi di Indonesia. Kisah ini juga telah menginspirasi lebih dari 3500 Alumni Pelatihan RHQH diseluruh Indonesia.  Selepas ini kita akan menyelami, bagaimana Ruqyah Syariyyah ini bekerja. Bagaimana menggapai kesembuhan permanen dimulai dari Tazkiyyah Rehab Hati


Continue to Chapter 4 (di buku Rehab Hati Session 2 - RHQ NAI 2013)


SALAM TAUHID
Nuruddin Al Indunissy

THE MIRACLE OF TAUHID [RHQ CHAPTER 3-2]

Dalam pikiran mba mungkin dia akan meninggal, ummi menangis terus, ulama itu terus meludahi dia air doa itu sampai muntahnya berhenti, disekitaran terdengar gema takbir, setelah selesai ulama itu pun membuka tali tangannya dan membaringkan Aisyah, menatap, mengusap wajah dan kepalanya. Lalu Abuya menyuruh membersihkan kotoran itu, sambil tegang dan bengong saya melihat badan wajah Aisyah dalam keadaan tak sadar.

Diam-diam aku mendengar percakapan ulama itu dan Abuya, katanya; “Baru kali ini melihat orang kuat dengan gangguan Jin setangguh itu, wanita lagi, karna kebanyakan banyak yang tak mampu melawanya bahkan jadi gila". Ulama itu lalu bertanya apa yang terjadi? Abuya pun menjawab dengan seadanya, tapi ulama itu malah senyum.

Selanjutnya aku gak tau apa yang di bicarakan, setelah hampir 2 jam lebih kami pun pulang membawa dia dengan niat mau di bawa ke rumahsakit, karena gak sadar, tapi kata ulama bawa aja ke rumah. Nanti dia bangun dengan sendirinya dan ulama itu memberikan air do’a kepada Abuya yang dimasukan kertas.

Ustad dalam hidup saya gak pernah saya menyaksikan kayak ginian. Aku yakin dosa ku tak di maafkan karena perbuatan ku ini”.NAI: Yang dimuntahkan itu jin yang telah mati. Alhamdulillah, semoga Allah memaafkanmu.

NS: Jadi cairan merah keitaman itu Jin? Bukan racunnya? Aamiin ustad saya sudah memohon ampun di sana, tapi  hingga saat ini saya masih deg-degan, karena dia belum sadar juga?

NAI: Alhamdulillah  berbaiksangkalah sama Rahmat Allah. Cairan itu bersekutu antara jin dan racun, wallahu'alam. Tapi lihat, insya Allah Aisyah akan membaik. Bahkan sembuh total dengan Izin Allah.

NS: Mudah mudahan, Aamin. Ustad kalau bener dia membaik, mba bener-benr bersyukur. Gimana cara agar dia cepat sadar yah? Ummi juga malah menangisinya.

NAI: Bacakan Syahadat dan Al Fatihah pada air, lau cipratkan ke wajahnya.

NS: Ustad, dia udah sadar sekarang. Tapi malah bengong kaya orang linglung. Kami di suruh keluar dari kamarnya. Dan saya dengar dia lagi nangis kenapa yah?

NAI: Jin itu masih ada disekitar sana.

NS: Ustad, dia bertanya; “Apa yang terjadi pada diriku semalam? Kenapa badan memar-memar seperti ini?” Apa yang harus saya jawab ustad. Apa saya jawab jujur?

June 26, 2012NAI: Jawab jujur, ceritakan juga seluruhnya apa yang terjadi di Al Haram kemarin. Katakanlah; “Berbahagialah, jarang orang yang langsung “ditangani” oleh mutawa Al Haram.

NS: Ustad saya pulang, ini lagi transit di Oman. Gak ada waktu tuk menceritakan itu, yang mba liat keadaannya makin parah. Ngamuk terus,kemarin pas saya masuk dia lagi nyekek diri sendiri pake tali, aku bantu malah balik nyekek. Makanya sama abuya di ikat ke dua tangan dan kakinya, di situlah aku hanya mencium keningnya dalam keadaan ngamuk, tak sempat meminta maap lagi.

June 25, 2012: Aisyah Nursyifa
NAI : Gmana sekarang, lemes, takut, sakit, pusing?

AN: Hari ini lemes banget, rasa takut kurang, seluruh badan sakit banget, pusing banget. Tapi merasa segar dari kemarin Alhamdulilah. Akhi, aku gagal bermunajat di haram. Karena rasa ngilu dan pusing kambuh sehingga tak tau apa yang terjadi. Mungkin memang keajaiban belum datang menyapaku.

NAI: Nanti nesha cerita, insya Allah. Ana lagi sibuk teh. Ini lagi dijalan menuju Purbalingga.

AN: Kang NAI, ternyata mba nesha pulang malam kemarin. Waktu saya gak sadar, kata ummi, pas masuk kamar saya mau pamit karena ada panggilan mendadak. Tapi saya malah mau mencekiknya, jujur saya sedih tak sempat minta maaf, karena saya tak sadar. Dia cuma menitipkan selembar kertas yang tulisannya; "Aku masih mengharapkan maafmu sepenuh hati, mba pulang akan mencari penawar itu walau nyawa mba taruhannya" Padahal saya sudah memaapkannya dan tak berharap pada penawar itu.

NAI: Masha Allah, kalian memang orang-orang luarbiasa. Kepulangannya memang saya desak, saya yang setengah memaksanya untuk mencari penawar. Dan dia mungkin berfikir untuk pulang. Apapun nanti yang terjadi, ketika engkau sembuh itu adalah keajaiban.

AN: Kenapa kang NAI memaksanya? Kenapa pula dia tak menunggu saya normal, kata Abuya jam 12 nanti ada mutawa dari Al haram semuanya 20 orang, mau meruqyah. Tapi kan saya udah tenang, iyah aku percaya keajaiban ternyata nampak di depanku.

NAI: Alhamdulillah...saya bukan memaksa tapi menekan, karena dia bilang nenek itu sudah mati jadi penawar itu tidak ada, saya fikir jika nenek itu mati JIN nya pun pada kabur. Tapi kan jinnya masih pada ganas!?

Avanza hitam yang saya tumpangi melesat meninggalkan kota Bandung, melintasi Sumedang di kemalaman. Bis telus melaju disepanjang pantai utara jawa, melintasi Cirebon, Brebes dan Tegal lalu belok arah ke selatan menuju Purbalingga. Itu adalah perjalanan pertama saya menembus ke jawa tengah dalam misi Roadshow “Rehab” Hati, Jakarta – Surabaya untuk ikut mengantarkan buku pesanan Rehab Hati langsung kepemesan istimewa. Hufh..

Malam itu seperti tersenyum, ada kebahagiaan dalam lelah itu. Baterai laptop saya habis dan tidak berbuat banyak lagi untuk menenangkan Aisyah. Malam terus larut hingga tak ku ketahui lagi, dimanakah kami saat itu. Saya terlelap, diantara hutan pohon jati yang pekat, disepanjang jalan menuju selatan itu sepertinya tidak ada lampu dan rambu-rambu jalan. Saat itu saya dikejutkan dengan hape yang bergetar di saku. Disana ada nomor yang tak asing lagi ditelingaku. Syifa... dan saya mengangkatnya dengan salam. Namun..

June 25, 2012, +966504768xxx
AN : “Kang nai.. mereka datang lagi. Aku dicekik.. Hiih.. pergi.. pergiii...”. Dari ujung telpn, terdengar AN seperti sedang dikerumuni mahluk-mahluk menakutkan. Suara tenggorokannya kaku berseliweran dengan nafas yang tersenggal. Dan darahku kembali mendidih.

NAI : “Allahurobbuna kariim.. Kalian benar-benar dzalim! Kalian benar-benar telah membangkang kepada Allah dan menantang para malaikat penjaga tanah Haram. Kalian telah menentang panah-panah api langit yang melindungi Masjidil Haram dari Kekafiran! Demi allah! Pergi! Pergi kalian semua! Atau saya bacakan kembali Ayat-Ayat pengusiran untuk membakar kalian semua!”

AN : “Hhrrrg... Hrrrgghh”. Suara syifa berubah menggeram, seperti leopard ditengah malam bertemu mangsa. Saya membenarkan posisi duduk dan memberi isyarat kedepan, untuk mengecilkan suara musik yang terdengar hingga kebelakang mobil].

NAI : “Audzubikalimatillah... Audzubikalimatillahit tammati mingkulli syarrima kholak!. Ya mahsarol Jin. Demi Allah.. Saya tidak takut dengan kalian. Saya tidak takut dengan balatentara kalian. Dan ingat, cepat pergi dan jangan ganggu Hamba Allah ini”.

AN : “Haa.. Panass. Hentikan. Hentikan”. Saya tidak mengindahkan lolongan kesakitan itu dan melanjutkan membacakan surah Al Fatihah, Al Baqarah 255 dan dilanjut dengan Al Ikhlas, Al Falaq dan Anas. Saat membaca Annas, tiba-tiba ada suara yang mengikuti bacaan saya. Dan itu adalah suara Aisyah yang saya kenal. Alhamdulillah..

Mobil itu terus melaju meninggalkan hutan jati, menuju Purbalingga. Subuh hari itu kami tiba di mesjid Agung Purbalingga dan disambut sahabat Rehab disana. Meski mata hampir memerah, tapi subhanAllah! Suasana dataran jawa tengah memang baru kali ini aku jejaki. “Ternyata tanah disini masih hijau”. Bisikku

Pagi itu kami menikmati udara Purbalingga, bercengkrama dan bertatap muka dengan sahabat yang selama ini kenal di facebook sebelum akhirnya saya istirahat dan membuka kembali laptop untuk membalasi email yang masuk hingga ketiduran sejadinya.Siangnya sempat keliling Purbalingga dan malamnya selepas Isya, meluncur ke Banjarnegara. Malam itu sekitar jam 9.30pm. Sahabat saya menyodorkan HP dan berkata; “A, syifa mau bicara sama aa”. Saya mengambilnya dan langsung keluar dari rumah.

June 26, 2012, +966504768xxx
AN :“Ini kang NAI kan?”. Terdengar suaranya menggigil, meyakinkan jika saya sedang berbicara dengannya. Saya tidak banyak bicara lagi dan langsung masuk ke mobil dan mengunci semua pintunya.

NAI : “A’udzubikallimatillah... ! A’udzubikalimatillahit tammati mingkulli syarrimaa kholaq!. Ya Mahsyarol Jin. Hey Mal’un!! Hey kalian semua, jin-jin kafir laknatullah alaiyh yang ada didalam raga Aisyah. Keluar kalian semuanya! Ukhruj ya aduwallah! Ukhruj ya aduwallah! Keluarlah kalian wahai musuh-musuh Allah!”

Setelah itu saya mulai mengulang 2 kalimah syahadat yang sangat ditakuti mereka, dilanjut dengan Al Fatihah. Dan, segala Puji Bagi Allah! Sebelum Alfatihah selesai, jin itu sudah kabur.

AN : “Alhamdulillah..“. Terdengar suara syifa menenang. Seperti terlepas dari gencatan batu besar yang menindihnya.

AN : “Makasih kang nai.. makasiih..”

NAI : “Masih ada gak?.”

AN : “Udah pada pergi kang..”. Saya kembali meyakinkan jika jin-jin itu telah pergi, saya menyuruh Aisyah untuk membaca Syahadat dan Al Fatihah. Alhamdulillah, ia membacanya dengan tartil. Itu adalah tanda jika ia telah bebas dari gangguan Jin.

AN : “Kang Nai, kata Ummi, nanti malam akan ada rombongan peruqyah dari Masjidil Haram. Semuanya 20 Orang”.

NAI : “Lho, kan malam ini udah sembuh. Alhamdulillah?.”

AN :Syifa:”Aku ga tau apa-apa. Tadi umi ngasih tahu, suruh siap-siap”.Saya hanya tertawa kecil. Setelah itu telpon terputus, mungkin pulsanya habis. Aku tersenyum lega, sepertinya para Hafidz Qur’an dari Al Haram mau menuntaskan Jin itu setelah mendengar khabar bahwa Jin pembangkang itu masih saja datang ke makkah dan menunaikan misi nenek sihir dari Madura itu, Hari berikutnya pembicaraan berlanjut di pesan Facebook lagi, bis terus melaju menuju Jogjakarta.

June 27, 2013: Aisyah Nursyifa
AN: Kang nai. ternyata jin itu sosok nya sangat menakutkan, dan kayaknya berbagi tugas. Tapi Alhamdulilah setelah ruqyah tadi, menjadi tenang dan segar dan gak ada lagi yang menindih dada saya, yang nusuk saya, yang cekik saya, mudah mudahan kabur asli. InsyaAlloh saya tidak akan mengganggu Kang NAI lagi, antum lagi ditengah kesibukan. Jadi kemarin malam dan tadi saya ruqyah di depan orang kang? Gak kebayang malunya saya.

NAI: Tadi ga ada yang tau koq, lagi ngobrol didalam rumah. Ana keluar dan masuk mobil kosong, dan hanya ada teman dan dia tidur. Silahkan telphone kapan saja jika memang sangat butuh bantuan dan tidak bisa dituntaskan sendiri, ana sedang garap ruqyah ini, jadi jangan ragu-ragu. Kemarin (pas yang pertama) jin-nya sempat nyerang juga ke sentul.

AN: Astagfirullohaladzim gara-gara saya jadi kena batunya, mohon maaf sekali atas kelancangan saya. Tapi kalian tak apa-apa kan karena serangan jin itu? Saya liat di leher saya ada bekas tali kemerah-merahan kang?

NAI: Maksudnya nyerang tubuh saya teteh, gapapa koq subuh itu sampe jam 10 saja saya lemes. Tapi gapapa koq, saya malah bahagia bisa ikut merasakan, meski sangat sedikit.

AN: Ya Alloh apa yang saya lakukan... Mohon maaf yah, alhamdulilah kalo tidak apa-apa mah. Kemarin pas ke uchi di bandung, tidak ngomong apa-apa kan? Tolong jangan ada yang dikasih tau, selain team RH di kantor.

NAI: Ga teh, waktu ketemu teh uchi mah biasa-biasa aja, kita malah ngomongin bisnis lumpia basah. Hehe

NAI: Teteh, ini pesan dari Nesha: "Ustad saya pulang. Lagi transit di oman. Gak ada waktu tuk menceritakan itu. Yang mba liat keadaannya makin parah. Ngamuk terus, kemarin pas saya masuk dia lagi nyekek diri sendiri pake tali, aku bantu malah balik nyekek. Makanya sama abuya di ikat ke dua tangan dan kakinya, di situlah aku hanya mencium kening nya dalam keadaan ngamuk, tak sempat meminta maap lagi,"

AN: MasyaAlloh mba.. Kenapa sama saya gak ngasih kabar? Kenapa kedekatan kita meski berakhir pada waktu saya gak ingat? Jujur saya sangat kehilangan, dari pertama kita kenal dua tahun lalu sampai kapan pun aku gak ada rasa benci. Yang terjadi lupakan lah, karena semua ini banyak hikmahnya.

Kang nai, bila hapenya gak galau mah saya mu nelephone lagi. Mau cerita tentang kisah lucu ruqyah tadi malam. Ada titipan “salamualaik” dari Syekh Mahmud Abdul Ghofur al Khohtoni. Beliau Mutowa Peminpin Ruqyah dari Al Masjid Al Haram. Beliau sempat bertanya tentang info kang NAI, dan maaf yang saya tau saya bongkar semuanya.

NAI: Alaikumsalam warohmatullah.. SubhanAllah!

NAI: Lucu gimana? Teh Aisyah ga mental di ruqiyah ya ? ^_^

AN: Intinya begitu, sampai mereka pada bengong dan kebingungan. Abuya pun tak percaya sama aku dan bertanya, “Apa aku berpura-pura?” katanya. Yang mereka bikin malu, mungkin karena aku sudah di ikat tangan dan kakinya. Sungguh pengalaman mengasyikan, sungguh keajaiban yang dasyat! MasyaAlloh!

NAI: Itu hanya hadiah kecil dari Allah, engkau udah punya segunung pahala disana. Dan ridha-Nya tengah mendekapmu saat ini, rasakanlah, nikmatilah. Dan, salam bahagia ukhtina. AN: Sungguh saya benar menikmatinya, akhi. Jika seandainya, nyawa ini melayang ketika aku tak sadar, apa keridhoan-Nya telah kudapatkan?


June 28, 2012: Aisyah Nuryifa
NAI: Sebelum tidur, selagi engkau sadar maka baca Al Qur’an dan dzikirlah.. Jangan ada keluhan dan kekecewaan kepada Allah yang terbawa lelap. Adapun ridho-Nya adalah rahasia, tentu Allah ridho jika kita ridho kepada-Nya.

AN: InsyaAlloh kalau saya sadar mah selalu terucap, walau dalam hati. Tapi ketika kambuh, gak tau kenapa pikiran saya lupa semuanya. Badan ini serasa ada yang mengerakan, tapi dari kemarin di bacain do'a Alhamdulilah tenang sekali, Pikiran pun terang, hati tentram, mudah-mudahan gak kambuh lagi. Oh iya ada kaka saya nelphone?NAI: Kakakmu yang di Brunai Darrussalam sudah selesai juga, alhamdulillah hatinya dilenmbutkan-Nya. Tentunya atas izin Allah, hari ini gmana?


AN: MasyaAlloh pantessaan dia nelephone bahasanya lembut. Kang NAI hebat, hatur nuhun nya? Alhamdulilah ada kemajuan, tapi bila suatu saat tak apa kan minta tolong? Jujur saya malu

NAI: Kapanpun jika ana bisa, insya Allah siap..

AN: Saya mau nanya, apa yang meninggal bisa menjenguk kita? Atau ruh kita ketemu dengan ruh nya?

NAI: Mimpi didatangi orang yang sudah meninggal itu salah satu ciri-ciri gangguan jin. Namun ingat, yang meninggal tidak bisa melakukan apapun untuk yang hidup. Perlu diketahui bahwa mimpi, itu bisa beberapa kemungkinan. “Mimpi yang baik itu dari Allah dan mimpi buruk itu dari syaitan” begitu kata Rasulullah. Kemungkinan lain adalah apa yang sering atau yang sedang kita fikirkan hingga terbawa mimpi.

AN: Semaleman saya gak tidur antara sadar dan tidak. Tiba-tiba  ada ibu dan bapak saya membuka pintu kamar seolah saya melihat langsung, dan ada kakek berjubah putih. Tapi saya tak bisa ngomong, hanya air mata yang keluar. Kake itu bilang, “Ketika dia menyerang baca ayat qursi sambil nahan napas 7 kali, kalau ibu dan ayah cuma bilang kalau kamu sabar pasti sembuh sambil kecup kening”. Apa arti dari semua itu?

NAI: Saya luruskan saja; Baca ayat qursi sambil tahan nafas itu artinya baca ayat qursy dengan benar, ayat qursy itu satu ayat jadi dibaca semuanya sekaligus. Jika bisa, jika tidak pun tak apa-apa, mungkin itu pertolongan dari ALLAH agar teteh sabar dan semakin kuat dan percaya dengan ayat ayat quran. Gimana malam ini masih tenang?AN: Setiap habis solat, saya baca pagar-pagar itu. Begini kalau tidak salah dan lupa, pertama baca Al fatihah tiupkan ke telapak tangan balurkan. Baca al ikhlaas, al falaq dan annas tiupkan masing-masing, terus ayat kursi. Gitu ya kang? Tadi ketika habis solat asar sempat menggigil ketika mau bangun sujud terakhir sempat tak bisa bangun mungkin ada setengah jam, beraaaattt ada yang nindih kayak batu besar. Tapi saya coba takbir dan takbir sekerasnya, apa solat saya syah kang nai? Saya ulang lagi tetep yang sujud terakhir sama.

NAI: Gapapa semampunya saja, setiap kali mau shalat baca ta’awudz dan keraskan takbirnya. Mengenai pagar, mudah koq. Baca basmallah, istighfar, taawudz, shalawat dan hamdallah lalu mohon kekuatan kepada Allah dengan ucapan “Hasbunallah wanikmal wakiil, nikmal maula wa nikmann nasiir”. Selanjutnya baca Al Fatihah, Ayat Kursy, Al Falaq, An Nas, tiupkan ke tangan dan usapkan keseluruh tubuh. Lalu minta perlindungan kepada Allah dengan menyebut asmaNya, semisal “Ya Allah ya Mukmin ya Muhaimmin, wahai engkau yang maha menjaga dan mengamankan hamba-Nya, lindungilah aku dengan penjagaanmu yang sempurna”

AN: “Oh iya makasih, kang nai kok saya merinding melihat akun kang nai. Ini saya ngetik sambil gemetaran. Mau nelpon pesen pulsa dari pagi belum nyampai. Kok saya tetep masih egois yah masih berharap umur ini akan kuat 2 tahun lagi. Padahal dengan kondisi yang sekarang ini mungkin tinggal menunggu menit detik kali?

NAI: “Allahuakbar! Laa ilaa ha illallah! Muhammadarasuulullah! Keluarlah wahai musuh Allah..takutlah sama Allah al mukmin al muhaimmin!” Ucap saya dengan nada tinggi, dengan niat menghilangkan gangguan jin yang mencoba menghalangi Aisyah dengan keraguan dan lemah hati.

AN: “Aku berhasil membaca pagar itu, aku berhasil. Alhamdulilah!” Kata Aisyah, tanpa diduga.

June 27, 2012: Nesha Sulistiya
NS: Ustad Alhamdulilah saya nyampe rumah. Ustad tau gak kabar dia? Apa ada kemajuan?

NAI: Seharian tadi baik dan tenang, bisa makan enak dan sepertinya bahagia tapi tadi malam jin-jin laknat itu datang lagi, jika bisa, usahakan untuk mencari nenek itu. Karena nenek itu masih hidup, jika nenek itu sudah mati maka jinnya pun pada lari dari tugasnya masing-masing karena jin itu suruhan.Sementara kamu aman, dan tak ada siapapun yang mengganggu teruskan usaha karena aisyah masih sakit. Sekarang saya lagi perjalanan ke Surabaya dan baru sampai di Jogjakarta.

NS: Ya ampun, ustad koq tau dia tenang dan jinnya datang lagi? InsyaAlloh besok saya mulai mencarinya. Kalau lusa saya gak dapat, mungkin saya akan terbang ke Surabaya menuju bayuwangi tuk mencari penawar itu. Usahakan kita ketemu di Surabaya aku mohon ustad.

NAI: Saya sekarang di Kota Malang dan bermalam disini.

June 28, 2012
NS: Hari ini saya ubek-ubek 2 kota gak ketemu, memang betul nenek itu belum mati dan katanya pindah dari tempat ke tempat, saya akan usahakan semampunya. Jadi jika nenek itu mati jin nya mati pula? Ada kabar hari ini?

June 30, 2012
NS: Keadaan nenek antara hidup dan mati. Tapi dia mau ngebacakan mantra supaya jinnya balik. Obat penawarnya gak ada, cuma ada obat penenang rasa sakit. Akan segera dikirim, tapi aku lupa alamatnya. Apa ada yang tau mungkin di antara kelurganya. Nenek pun kaget mendengar orangnya masih hidup. Seharusnya sejak dulu tewas.Tanggal 30 Juni 2012, modem internet laptop saya habis, jadi tidak bisa buka facebook dan komunikasi lagi. Hanya bisa menikmati lekuk-lekuk jalanan pegunungan merapi antara Magelang – Jogjakarta, perjalanan pulang dari Pasuruan – Jakarta. Baru tanggal 2 July 2012, saya tiba kembali di Jakarta dan menyelesaikan misi lain di dunia maya dan “Distance Quranic Healing” ini.

July 2, 2012: Nesha Sulistiyya
NAI: Katakan jangan macam-macam dengan saya, justeru dengan mantra itu Aisyah makin parah setelah saya coba sembuhkan. Cabut jin itu atau saya suruh menyerang balik sama kamu dan juga nenek itu.

NS: Saya rela ustad suruh jin nya menyerang saya. Asalkan ia sembuh, akan kutanggung resikonya apa yang aku perbuat. Kemarin malam aku sempat tanyakan ma umi tentang keadaan nya, dia mendingan gak ngamuk,cuma kadang kayak orang gila. Lagi di obati dokter khusus syaraf, sebisa mungkin bila ustad bisa menyembuhkan dia, sembuhkan lah, aku ganti semuanya aku janji demi Alloh.

NAI: Jika saya telpn, ke sana sangat mahal. Dan itu tidak mungkin, kemarin juga Aisyah transfer 100ribu, hanya bisa menenangkan saja. Si nenek itu sepertinya malah nambahin jin ke Aisyah, dia tambah menggigil dengan kata-kata itu.

NS: Justeru dengan menggigilnya jin nya akan keluar gak balik lagi. Berapa ratus ribu pulsa tuk nelponnya? Biar aku kirim ustad.

NAI: Jika ada coba kirim 100 aja dulu, biar ana tau kondisinya. Saya ruqyah tidak lebih dari 30 menit, hanya saja pulsa 50 ribu itu habis kurang dari 15 menit. Karena, kadang-kadang telpn putus saat ruqiyah berlangsung. Saya tidak tega membiarkannya dalam cengkraman jin, kadang saya telpn balik meski terpaksa pakai pulsa kantor.

NS: Oke. Mba nyuruh anaku ke counter dulu. Siapa tau masih ada yang buka. Aku inbok dia di fb nya, balasanya “Jangan terlalu memikirkan saya katanya apalagi mencari penawar, bertaubatlah dan do'akan aku katanya biar sembuh total”. Aku malah nangis ustad membacanya,


NAI: Iyah, begitulah hati seorang beriman. Dia bahagia, meski sebentar lagi mungkin meninggalkan dunia ini.

NS: Aku ingin bahagia bahagia seperti dia, tampa di kejar-kejar rasa bersalah, apa kuncinya?

NAI: Berusaha jujur, meski itu pahit. Bersabar meski sukar, dan teruslah berjalan menuju Allah meski banyak rintangan dan kepedihan. Dan semua itu harus dimulai dengan bertaubat.

NS: Nasehat itu terdengar mudah namun sukar tuk dijalani, ustad. InsyaAlloh saya akan baca bukunya, gak tau. Kata dia, aku dibeliin bukunya kang NAI, tapi aku sekarang pulang. Jadi gimana?

NAI: Oh iya ustad, kata Aisyah “Tenang, buku di kirim ke madura”. Dia memang baik ustad, pulsa besok aja karena udah beberapa konter tutup.

July 3, 2012
NS: Kok aneh yah barusan saya coba telpn Aisyah dari wartel, kok dia gak kenal aku? Lalu di tutup, terus terusan begitu, lupa dengan suara saya kali?

NAI: Dia itu saat ini hampir gila atau kadang-kadang gila. Ini karena rasa sakit yang tidak tertahan, dan mulai mengganggu system syaraf.

NS: Ya ampun jangan sampai gila, saya minta alamat kemarin tuk obat penenang, tapi jawabanya gak usah, dari dokter juga numpuk. Betul aku merasa belum tenang kalau dia belum sembuh total.

NAI: Iya, makanya butuh bimbingan

NS: Ustad dia mungkin marah yah krn beberapa kali di tlp jawaban nya gak kenal terus, selang satu jam tetep gak kenal.

June 29, 2012: Aisyah Nursyifa
AN: Khi nai, sungguh luar biasa. Tadi malam, dari isya sampai subuh aku di Haram memohon perlindungan-Nya. Pertama berangkat menggigil terus. Karena di barengi Mutowa takut gak kuat jadi pas thowaf pun di dampi beliau. Saya mampu sadar ketika thowaf dari putaran pertama hingga ke 7. Terasa banget bahwa jiwa ini ada yang pegang, dan satu persatu melepaskan ku. Mudah mudahan ini yang di namakan Keajaiban.

NAI: Insya Allah.. do'a itu akan memagarmu. Siapa nama Mutawwa itu?

AN: Aamiin ya robbal alamiin. Nama beliau adalah Syekh Mahmud Abdul Ghofur Al Kohthoni. Terimakasih telah memberi ramuan pagar tuk saya :)

NAI: Ingat bukan saya yang memagar. Niatkan kembali, perbaharui niatmu, bahwa penjagaan allah lah yang maha sempurna. Agar tauhidmu kokoh.

AN: Aamiin,Tiada yang lebih sempurna penjagaannya selain Allah. Kita hanya berdo’a dan berharap terus berusaha, ia kan?......

June 30, 2012 Pasuruan.Sekitar jam 11 malam, saya terlelap dan Hanphone yang sedang di charge berdering. Dan suara Syifa terdengar lagi: AN: “Kang nai.. ini kang nai kan?”

NAI: “Iyah.. ada apa ukhti?”

AN : “Ada telpn dari nomor asing dihapeku, waktu aku angkat ada suara nenek-nenek. Aku ga tau apa yang dia katakan, bahasa indo bukan, bahasa jawa juga bukan, bukan bahasa sunda atau bahasa arab, bahasa ingris juga bukan. Tapi kepalaku pusing berat dan ucapan itu terus mendengung dengung. Itu apa akhi?”

NAI : “Allahuakbar! Benar-benar nenek itu telah bersekutu dengan iblis. Itu adalah mantra, jin-jin dia tidak bisa datang lagi karena telah ada pagar. Hingga dia langsung membacakan mantra itu ditelinga antum. Jangan diangkat dan ganti nomor hp”.

AN : “Suara itu sekarang mendengung-dengung.. H... Hiih..”. Diujung telphone, Aisyah seperti ketakutan dan batuk  berat. Sepertinya karena ucapan takbir tadi. Setelah itu hp mati, dan aku tidak berdaya. Karena benar benar tak ada pulsa saat itu. Dan aku tidur lagi.

July 2, 2012: Aisyah Nursyifa
AN: Assalamualaikum. Kang nai bila tak merasa terganggu ana mu nelphon lagi. Kapanpun kang NAI baca pesan ini tolong miscall saya.

NAI: Alaikumsalam. Silahkan, tak usah janjian dulu. Kata si nenek sihir itu, dia nelpn untuk mengusir jin yang mengganggu teteh

AN: Alhamdulilah membaik sedikit walau agak miring. Memori otak saya tak tahan lama, cepat lupa susah ingat. Ni lagi normal, mudah mudahan gk gila beneran. Sejak saat itu gak kambuh lagi. Walau kambuh bisa diobati dengan obat penenang gak kayak kemarin-kemarin. Jin nya dah gak ada kok gak perlu di usir. Alhamdulilah.

July 3, 2012
NAI: Alhamdulillah.

AN: Gak tau yah, kalau lagi sadar hati suka bertanya-tanya "Kenapa penyesalan tak datang di awal cerita, tapi pasti di ujung” Tapi aku telah menanamkan nasehatmu dalam-dalam ”Bahwa manusia itu tak akan lepas dari taqdir-Nya ”

NAI: Antm mau pulang kapan?AN: InsyaAlloh secepatnya, bila hasil tesnya bagus. Mohon do'a nya aja akhi.

NAI: Antum tidak laporan kondisi antum bebrapa hari terakhir, ada apa? Ceritanya sedang ana tulis, dengan mengubah nama teteh jadi AN dan si mba itu menjadi Nesha Sulistya. Mudah-mudahan menggugah banyak hati ya teh, insya ALLAH.

AN: Subhanalloh. Aduh...saya bingung campur malu tuk bilang. Ketika nelephone terakhir di pasuruan, suara kang nai terdengar lemah dan leumes capek. Di situ saya janji gak akan menggangu lagi.

July 4, 2012
NAI: Oh.. saat itu ana memang lagi tidur, insya Allah kapanpun ana siap. Saya berjanji untuk diri saya sendiri bahwa saya harus menuntaskan semua ini. Ada pulsa ga, saya ingin tau kondisi antum sekarang.

AN: Udah tuntas kok jangan takut. Sebelum sms kemarin itu, saya gak kuat, tiba-tiba banyak makhluk berdatangan dengan suara nenek itu. Ku coba telephone kang nai malah gak nyambung, ketika bangun saya sudah ringkus lagi di kamar. Sejak saat itu, beberapa hari ini dari pada ingatnya sering lupa ya?Kalau lagi ingat 4 jam paling kuat, di situ saya masih membaca pagar itu dan udah 3 hari ini badan saya berkeringat terus-terussan dan bau busuk, kemarin malam di bawa di tes ke jedah. Disuruh membaca, menulis, menghitung, aku turuti semuanya karena kata umi kalau menurut akan di pulangkan segera. Tapi pas kepala saya mau di setrum mesin itu, saya berontak memohon gak mau.. tetep gak ada yang dengar, dan akhirnya saya gak sadar selama 4 jam. Nah hari ini cuma agak mendingan gak ngomong sendiri. Cuma tadi 3 jam.

NAI: Subhanallah!

AN: Oh iyah Mutowwa itu ngasih amalan dzikir yang di baca setiap selesai solat. Bagaimana menurut kang nai, dzikirnya itu adalah: Bismilah, Robbi inni maghlubun pangtasir, Inna fatahna laka fatham mubina, Nasrum minalloh wafathng qorib wabasyril mu'minin. Itu semua di baca 3 kali, tiupkan ke air zam zam, terus baca: Ya huu wujuulloh, Yahuu sifatulloh, Yahuu sirrulloh. Itu di baca 100 kali tiupkan ke air, airnya pake mandi minum campurkan tuk wudhu, katanya insyaAlloh dengan izin Alloh bila aku membacanya dengan aqidah yang kuat penyakit itu akan keluar dengan sendirinya. Dan itu sudah ku lakukan 3 hari 3 malam, sejak itulah badan ini keringatan terus.

NAI. Insya ALLAH baik, tapi jin-jin itu belum keluar semua.

AN: Jin jin? Jadi saya ngaji solat itu tak mampu mengusirnya? Sia-sia belaka, akankan semua ini berakhir, aku capek... capek!

AN: Akhi.. Aneh terasa ngantuk berat, tapi mata susah terpejam.

NAI: Saudariku, Shalat itu kebutuhan. Bukan kewajiban, itulah letak kesalahannya. Antum menganggap shalat itu kewajiban yang harus digugurkan. Tidak. Kita butuh dekat dengan Allah, dekat-sedekatnya, dan disaat sujudlah saat paling dekat. Bukan shalat yang sia-sia, bukan ngaji yang sia-sia. Justru dengan shalat, derajatmu semakin naik. Dan ketika derajat hamba itu meninggi keatas langit, maka udara itu tidak diam. Disana ada badai menghembus! Meninggilah saudariku, meninggilah meski sesak.Sahalat itu do’a, saudariku. Disana kita harus mengerti apa yang kita minta, meski Allah Maha Tahu. Baca ini setelah selesai shalat.. hanya do'a biasa dari ana, baca dengan suara yang lantang: “Ya allah.. Wahai Rabb yang maha mendengar.. dengarkanlah do'a hamba-mu yang teraniyaya ini ya rabb. Duhai rabb yang maha gagah, tunjukanlah dzahir kekuasaanmu kepada hamba-mu yang lemah ini. Ya allah! Yaa bathin..ya allah yang maha ghaib, sesungguhnya semua jin yang menggangguku ini tidak akan terjadi tanpa seizinmu. Maka kabulkanlah do'a hamba-mu ini ya rabb, bebaskan aku dari rasa takut. Ya allah ya mukmin ya muhaimin, lindungi dan amankan hambamu yang lemah ini”.

AN: Ya Alloh do'a itu selalu kujeritkan sehabis solat, disetiap rintihan rasa tusukan itu, mungkin kesabaran dan keyaqinanku harus ditingkatkan lagi. Aku tak habis pikir kenapa Abuya menahanku terus di Saudi, aku harus ngomong apa akhi, tolong kasih tau?

NAI: Masha Allah.. gerombolan masalahmu mengagumkan. Allah meninggikan derajatmu, saudariku. Bersabarlah, hikmah itu memang selalu bersembunyi dibalik musibah. Hikmah tidak bersembunyi dalam tawa dan kebahagiaan

AN: Sebulan ini aku gak kerja, terus kalau minta pulang alasan nya nanti bila sudah sehat total. Lah jadi kalau aku tak sehat gak pulang, jawaban Umi; “Bersyukur kalau kamu mati di sini krn di solatin di haram,dan menjadi mujahidah. Eh ya, alhamdulilah perutku gak sakit lagi.

NAI: Ukhti, percuma sabar jika ujungnnya mengeluh. Percuma saja selama ini ana berusaha mengobati antum, jika pada akhirnya antum meninggal dalam keadaan keluh kesah. Jadi sekali lagi sabar. Jangan terlalu risau mengenai Abuya, yang menahan teteh pulang karena ingin yang terbaik untuk teteh. Jikapun niatnya tidak begitu, tentu kehendak Allah itu lebih baik.

AN: Ya itu ketakutan saya takut saya gak bisa sabar. Terus malu dengan semua ini merepotkan semua orang, mengganggu kang nai terus padahal sangat sibuk, membuat hawatir sanak sodara yang jauh, padahal aku gak mau menjadi beban mereka. Bukankah lebih baik saya di pulangkan,agar pengobatan apa pun lebih gampang, setidaknya ada keluarga di samping, kalau di sini? Aku gak mau mengeluh ah berusaha semampu mungkin, untuk bisa sabar dan itu harus bisa. Eh, ternyata cerita ini sudah di publish di facebook, ya kang? Kenapa secepat ini, Yaa Alloh..

NAI: Belum dipublish teh, karena ceritanya ana rasa belum selesai. Keajaiban yang ana yakini itu belum Dzahir. Jadi “The Miracle Of Tauhid” yang diwall ana itu hanya bentuk promosi atau rancangan catatan. Seperti kisah-kisah besar yang ana temui, di iklankan dulu agar banyak yang menanti dan baca. Tidak usah risau mengenai catatan kisah ini. Insya allah banyak hikmahnya bagi orang banyak teh, insya Allah banyak do’a untukmu, insya Allah pahalanya terus mengalir teh. Mengaliri setiap jiwa yang terinspirasi untuk taubah, untuk menjadi baik dan TAHAN dengan ujian.

AN: Kang NAI memang hebat, Aamiin insyaAlloh. Tapi jika cerita ujungnya saya meninggal tolong jangan di tulis yah please. Malam ini kata umi mau di setrum mesin lagi, saya takut saya gak mau...

NAI: Mesin apa?

AN: Seingat saya kemarin saya di dudukin di kursi, tangan dan kaki diikat. Lalu ada dokter membawa ke dua mesin terus di tempelin ke kepala dan membuat saya gak ingat apa-apa, pas sadar sangat pusing dan linglung, katanya itu pengobatan syaraf. Jin itu jahat banget kang..

NAI: SubhanAllah! Kejahatan mereka tidak hanya itu teteh, itu hanyalah kejahatan kecil. Saat Jin itu mampu menampakan diri pada manusia, maka saat itulah sebenarnya iman manusia dalam kondisi paling lemah. Justru semakin orang berilmu, jinnya semakin cerdas. Hingga iblis itu begitu halusnya! Bayangkan. Jika gangguan dzahir sejahat itu, bukankah gangguan halus akan lebih jahat dari itu? Iya, hanya saja kita tidak sadar. Makanya Rasulullah SAW berpesan bahwa; “Iblis itu adalah musuh yang nyata”, al Aduwwum mubin, Iblis dengan balatentara syaitan dan jin kafir suruhan manusia yang bersekutu dengannya. Teteh ditangani dokter syaraf, karena ingatan teteh terganggu. Lebih tepatnya diganggu jin itu. Sabar ya teh. Ingat Allah tidak membiarkanmu, Allah tidak akan merugikanmu. Sedikitpun.

AN: Tapi saya gak mau sengatannya itu, ampuun. Tiga jam lagi berangkat, takutnya dari sekarang akhi. Alhamulilah hari ini ingatan saya full, gak lupa-lupa sedikitpun. Sabar, sabar dan sabar, hanya itu yang ku bisa. Terus mencoba untuk pasrah sepasrah-pasrahnya.

NAI: Allah bersamamu ukhti

July 5, 2012
AN: Akhi.. ini benar-bener keajaiban! Dan itu menyapaku tadi malam nyata di hadapanku dan kurasakan. MasyaAlloh benar yang kang nai katakan, kunci utamanya tauhid kita. Sampai dimanakah kekokohan tauhid kita? Dan ini nyata, nyata bahwa Alloh lebih dekat dari segalanya!

NAI: Sok cerita teh

AN: Apa itu harus akhi ?

NAI: Yah.. sekedar bagi-bagi atuh, jangan hanya dukanya ana harus tau sukanya juga ^_^

AN: Tapi aku masih belum percaya, apakah ini keajaiban atau bukan? Kemarin malam, aku gak mau pergi ke Jeddah. Dan abuya terus memaksa, lalu aku mengajukan syarat kepadanya. Aku mau pergi asal di antar dulu ke Al haram. Abuya pun menyetujuinya.

Kami pun sempat sholat Isya di masjidil Haram, dan seperti biasa aku membaca amalan wirid dari Syaikh Al Khatani dan pagar serta baca ayat-syifa dari kang nai itu, dan airnya langsung ku minum. Aku memohon pada Alloh di malam penuh barokah sya’ban ini, ketika tubuhku seperti terbakar saat minum air itu, aku memohon sama Allah; “Tunjukan padaku keajaiban seperti tubuh nabi Ibrahim Alayhisallam yang tak terbakar api, dan meminta kesabaranku seperti sabarnya nabi Ayyub Alaihi Sallam.

Jam 10 pun aku pergi ke Jedah, dalam mobil itu tiba-tiba keringat bercucuran di badan ku, dari setiap pori-pori kulitku keluar darah, tapi aku merasa dingin segar!
....

BERSAMBUNG KE BAGIAN 3
Bagian terakhir: Aisyah Di Ruqyah Malaikat, dan kisah tidak terduga lain..



Salam Tauhid
Nuruddin Al Indunissy

Thursday, August 22, 2013

THE MIRACLE OF TAUHID [RHQ CHAPTER3-1]

Selepas dzuhur di jantung kota Jazeerah Al Arabia, matahari bersinar mesra merebakan cahaya emas dipantulkan hamparan pasir menguning. Sahara Makkah yang kini perlahan menyempit ditumbuhi semarak hotel dan apartement-apartemen tinggi berselang taman-taman hijau seperti memukau setiap pandang derap pejalan kaki menuju Al Masjid Al Haram Makkah Al Mukaramah.
Lembah Makah semakin megah, ratusan raksasa tinggi perlahan merangkak mendekat mengepung Masjidil Haram. Pohon-pohon kurma diam, seperti gelisah berharap awan tebal segera melintas. Siang itu matahari Makah terik dan satu sosok berjalan sedikit tergesa-gesa, sesekali membetulkan niqab yang menutup wajahnya. Yah, kota ini adalah impian semua jiwa yang merindukannya. Namun sungguh ia begitu berbeda ketika berbicara dunia kerja. Benar, rasanya, tidak ada tempat kerja senyaman di Negeri sendiri.

Aisyah, sebut saja begitu. Baru saja keluar dari sebuah mall sehabis belanja untuk menu masak hari ini. Wajahnya sendu menahan rasa pusing yang tiba-tiba menyengatnya, “Akh terik matahari di kota ini sudah biasa bagiku”. Kata Aisyah yang nyata telah bekerja tahun-tahun di kota ini. Rasa letih, lelah dan cape, baik mental, fikiran dan tubuh adalah hal biasa bagi seorang berstatus TKW. Meski bukan status yang menjadi nafas dalam bahasan ini, namun dari sinilah semua cerita dimulai. Allah telah benar-benar mengangkat derajat seorang wanita biasa yang berahlak mulia, sebentar lagi kisah ini akan menjadi besar dan semerbak dijiwa-jiwa yang merindukan kedekatan dalam dekapan cahaya tauhid!

Tubuh aisyah mulai tidak stabil, kakinya terguncang. Sakit itu sepertinya bukan sengatan matahari gurun yang garang, tapi berasal dari dalam tubuhnya sendiri. Ia merasakan tubuhnya mulai menggigil, aliran darah diseluruh tubuhnya seperti mendidih, rasa pusing memenuhi kepalanya. Ia tergesa memasuki sebuah gang kecil menuju sebuah rumah, berharap segera mengetuk pintu dan melepaskan barang-barang yang ia bawa.

Namun tiba-tiba langit menjadi gelap, dan.. bugh... Aisyah terkulai lemah tidak jauh dari rumah besar tempat ia bekerja. Dan, selang beberapa menit kemudian seorang arab menghampirinya. Ia memanggil penghuni rumah untuk membantunya membawa Aisyah kedalam, seorang wanita arab gemuk membuka niqab (tutup wajah hitam) yang menutupi wajahnya. Ia menjerit histeris melihat darah keluar dari hidung, mulut, kedua mata dan telinga Aisyah.

Hari itu juga Aisyah dibawa kerumah sakit, dan dokter memvonisnya kangker darah. Penyakit yang hingga kini belum ditemukan obatnya, rumah itu menjadi gaduh keheranan. Namun ada yang lebih mengherankan lagi disana. Diantara hilir mudik rumah sore hari itu, terlihat jelas satu ekpresi menyembunyikan seyum bahagia dibalik serautnya. Hatinya menyimpan gemuruh berkecamuk, lalu seperti panglima membusungkan dada diatas kemenangan besarnya. Ia berbisik; "Akhirnya, kamu kena Aisyah!"

Dua hari kemudian, di rumah sakit. Aisyah mulai sadar dan keheranan, melihat peralatan medis yang menempel di kulitnya, ia memegangi kepalanya yang masih berat dan pusing. Keheranannya berubah menjadi pilu, Abuya dan Ummi menenangkannya sehabis memberitahukan vonis 2 tahun untuk sisa usianya.

Khabar pedih itu ia pegang erat-erat. “Khabar ini jangan sampai tiba dikeluargaku di Indonesia, adikku adalah amanah dari ayah yang harus aku tunaikan” bisiknya dibalik kecamuk antara takut dan bingung yang menyelimuti. Aisyah harus tetap disana, bekerja hingga ujung bimbang yang tidak ia ketahui lagi.

Berita lain segera menyeret jiwanya kedalam lembah putus asa. Lembah yang lebih menyeramkan dari sekedar kematian, titik ketahuidannya belum sampai untuk menundukan kekhawatiran di jiwanya. Dua minggu dari saat itu vonis berubah, usia Aisyah divonis hanya dua atau tiga bulan lagi. Hati manakah yang tidak gentar melihat peluru kematian melesat menuju ubun-ubunnya?
Suami, anak, keluarga.. dan nestapa yang ia tinggalkan dinegerinya segera tergambar jelas!
ALLAHUAKBAR!

Demi Allah, cerita nyata ini adalah sebuah kehormatan dan amanah dari Allah untuk saya sampaikan kehadapan sahabat yang berbahagia semua. Kisah nyata paling nyata tentang dzahirnya Asma Al Mukmin Al Mukhaimin, tentang dzhahirnya Allah yang Maha Memberi Keamanan dan Mengamankan Hamba-Nya yang yakin akan pertolongan-Nya. Alkisah modern yang ingin mengabarkan kepada dunia bahwa keajaiban itu masih ada, kisah yang memperlihatkan dengan nyata kecamuk antara balatentara cahaya tauhid yang mengalahkan kekuatan jahat dari konspirasi iblis, syaitan dan bosnya tukang sihir.

“Sesungguhnya Allah telah mengutus Rasul-Rasul di tiap umat untuk menyerukan ‘sembahlah Allah saja!’
Cerita ini sengaja saya tulis untuk mengabadikan kembali sebuah kisah menginpirasi taubattan nasuha seorang hamba. Kisah tentang lembutnya kasih sayang Arrahmaan Arrahiim, kisah nyata yang memperlihatkan dengan jelas bagaimana Malaikat Rahmat turun dari langit kebumi dan menyentuh langsung hamba-Nya yang teraniayaya, kisah yang membuat hari-hari disela kesibukan saya gelisah sebelum menuntaskan dan menyuguhkannya kehadapan anda saat ini. Kisah tentang cahaya santun Al Islam yang nyata, kisah tentang dzahirnya kekuasaan Allah yang meluluhlantakan konspirasi iblis dan balatentaranya hanya dengan satu Malaikat-Nya. Kisah yang saya dedikasikan teruntuk sahabat yang tidak ingin dikenal namanya, yang kemudian saya ganti dengan nama Aisyah Nursyifa (AN).

Segala puji bagi Allah Dzul Dzalaali wal Ikraam!

Selain tokoh Aisyah ada tokoh lain yang tidak kalah mengagumkan. Demi Allah ini bukan kisah murahan di sinetron-sinetron menunggu buka di sore bulan Ramadhan, namun sekali lagi ini nyata. Kisah yang semoga kelak menginpirasi sutradara Muslim hingga kisah ini diangkat ke layar lebar dan disaksikan jutaan ummat dari masa ke masa. Nama asli pemeran antagonis dalam kisah ini sengaja saya sembunyikan pula, untuk mengamankan namanya dan ikut serta memuliakan niatan taubahnya dalam Dien yang megah ini. Beliau seorang wanita berusia 45 tahun. Sungguh ia dilimpahi hidayah Allah Yang Maha Pemurah. Sebuah kisah lain tentang kasih sayang Allah yang dzahir kepada orang yang ingin dan sungguh-sungguh mau kembali dalam dekapan taubatannasuha. Tentu saja lengkap dengan bumbu-bumbu seru, berupa rintangan dan tantangan antara hidup dan mati. Tokoh ini kemudian saya beri nama Nesha Sulistiya (NS).

Selain dua tokoh mengagumkan di atas, kisah nyata ini juga memperlihatkan kepada kita “betapa” kejahatan jin kafir dan juga cara menaklukannya dengan Ayat-Ayat Al Qur'an yang kemudian disebut metode Ruqyah Jarak Jauh atau “Distance Quranic Healing” yang dilakukan via gelombang suara di telpon yang melipat jarak Indonesia - Saudi Arabia. Kisah mencengangkan yang juga melibatkan 20 Mutawa (Ustad) Al Masjid Al Haram Makah dan pertolongan Allah dengan Malaikat-Nya yang turun dari langit sebagai duta Tuhan dalam mendzahirkan Kemualiaan Al Dzalaali wal Ikraam.

Kisah ini menjadi istimewa dengan kesaksian sekaligus keterlibatan para peruqiyah Masjidil Haram yang dipinpin Syaikh Mahmud Abdul Ghofur al Khohtoni (semoga Allah merahmati beliau) dan banyak keajaiban yang turun dari Allah Subhannahu wa Ta’ala di malam 4 Jully 2012 yang bertepatan dengan Nisfu Sya'ban di Al Haram Makkah dan turunnya Malaikat Rahamah 16 July 2012 di sebuah Kamar di Makkah Al Muakaramah serta banyak keajaiban lain hingga wafatnya NS, wafatnya 1 dari 5 tokoh lain yang menjadi mualaf dari agama budha yang selama ini dia peluk, penyakit gila yang menyerang balik anak laki-lakinya Nesha serta kewafatan putri tercinta beliau. Semoga tokoh-tokoh yang telah meninggalkan kita di dunia ini diterima disisi Allah SWT dan membuat kita lebih serius lagi menyikapi malapetaka sihir yang mungkin menyerang hamba Allah yang lalai ini.

Demi Allah, kisah ini adalah teladan untuk semua hamba Allah dalam semua tingkatan iman. Insya Allah menjadi pengokoh ketauhidan dan membuat kita berfikir ulang tentang kokohnya janji Iblis untuk menjerumuskan seluruh manusia kedalam neraka Jahim. Insya Allah, mengetengahkan kisah rahasia tersembunyi pemusnahan jin-jin pembangkang dengan Ayat-Ayat dan Asma Allah.
Baiklah, sebelumnya saya ingin berpesan kepada semua pembaca, lebih tepatnya sebuah peringatan untuk siapa saja yang saat ini menyadari bahwa dirinya tengah dalam cengkraman/gangguan jin atau sihir silahkan untuk menghentikan membaca sejenak dan memohon perlindungan kepada Allah dengan membaca ta’awudz atau do’a perlindungan lain dan lanjutkan baca hingga selesai.

Setelah itu saya memohon maaf jika ada ketidaknyamanan dalam penyampaian bahasa, demi menjaga keaslian cerita dan ciri khas masing-masing tokoh, awalnya saya menyalin, lebih tepatnya melakukan copy-paste dari inbox/pesan di facebook saya ke tulisan ini. Namun karena kisah nyata yang terjadi tahun lalu ini saya suguhkan dibuku, ada sebagian yang dihilangkan dan tentunya ada bebeapa perubahan tata bahasa, penyuguhan dan kaidah penulisan untuk kenyamanan penikmat tulisan agar tulisan ini layak disebut tulisan. Adapun tulisan asli ada di website saya ataupun teman-teman yang ikut serta menyebarkan ulang di blog-blog bebas.

SALAM TAUHID!

Cerita bermula dari ibox atau pesan di facebook dari seorang perempuan yang tidak saya kenal sama sekali pada tanggal 18 Juni 2012 lalu. "Assalamualaikum.", katanya di ruang pesan. "Maaf boleh nanya, apa benar ini ustad pengarang buku Rehab Hati? Saya temen kerjanya Aisyah" katanya saat itu.

"Wa alaikumsalam warohmatullah.. benar saudariku, silahkan". Jawab saya seperti biasa setelah beberapa jam kemudian, 2 bulan terakhir saya memang disibukan dengan rutinitas baru dalam distribusi buku perdana saya yang terbit 10 Juni 2012 kemarin.

June 18, 2012: Nesha Sulistiya
NS: “Alhamdulilah, ustad.. Apa seseorang yang telah melakukan dosa besar, maaf, seperti misalnya telah mendzolimi temennya secara halus apa Tuhan masih memaafkannya?”

NAI: “Minta maaf dahulu sama yang bersangkutan, lalu taubat. Jika dimintai ganti rugi oleh seseorang tersebut, maka penuhilah”.

NS: “Tidak mungkin jika saya harus jujur ustad, karena apa yang saya lakukan itu sangat sadis. Dulu saya melakukanya karena sakit hati pada dia, Aisyah tidak mau membantu meminjamkan uangnya untuk operasi anak saya saat ia sakit. Hingga akhirnya anakku meninggal. Dia berdalih, uang gajinya udah di kirim ke adiknya di Bandung. Saya tidak percaya, dan disitulah nafsu meliputi, saya ingin membalas dendam.

Hampir selama satu tahun ini, saya memasukan ramuan racun sedikit demi sedikit pada teh atau jus yang dia minum tanpa dia ketahui. Bahkan bulan kemarin, ketika mendengar ia pingsan dan kena penyakit yang mematikan aku tersenyum bahagia. Hatiku berkata, “Manjur juga ramuan itu”.

Tapi dibalik semua itu, ada rasa sedih ketika aku melihatnya terus-menerus sholat malam dan berdo'a hampir tidak tidur sepanjang malam. Aku aneh, dia koq tak patah semangat bahkan tambah semangat. Pernah aku nasehatin; "Udah kamu pulang aja, dan berobat di rumah". Dan jawaban Aisyah singkat, katanya; "Aku tak takut mati mba, asalkan aku dalam keadaan khusnul hotimah, aku tak mau pulang karena masih punya amanat". Jujur aku sendiri benar-benar gak tau apa isi amanat itu.

"Ini taqdir saya mba, dan aku percaya do'a bisa merubah taqdir". Katanya lagi membuat hatiku tergetar hebat, dengan kata sederhana itu aku yang selama dua tahun ini gak pernah pegang Al Qu'ran dan sholat pun jarang-jarang... koq merasa tersentuh? Mungkin akulah yang disebut musuh dalam selimut, ustad..?”

Saya terkejut sejadinya, karena beberapa hari kemarin saya mendengar khabar bahwa Aisyah yang saya kenal itu memang sakit. Kabarnya bahkan koma beberapa hari. Lebih terkejut lagi tentang kedatangan wanita ini, yang dengan tiba-tiba membeberkan rahasia besar yang akan membahayakan jiwanya.

NAI: “Minta maaf saja, karena Allah tidak akan pernah memaafkan dosa seorang hamba sebelum urusannya dengan yang bersangkutan diselesaikan. Jika dia tidak memaafkan setelah meminta maaf, maka Allah yang akan memaafkannya insya Allah. Meminta maaf itu sebuah konsekuensi, ingat ALLAH masih menyayangimu dengan cara ini. Allah masih menyayangimu dengan melembutkan hatimu saat ini, maka berterimakasihlah sebelum hati itu keras kembali. Mulailah jujur dan minta maaf, itu saja. Tidak ada cara lain”.

NS: “Wah.. gak kebayang betapa marahnya dia bila aku jujur? Aku takut dia membenciku, apa tak ada cara lain selain minta maaf langsung sama dia. Misalnya, mungkinkah jika saya bilang ke salah satu keluarganya biar merayunya tuk memaafkan aku? Ini nyawa taruhanya ustad”.

NAI: “Antum (anda) ini, apalah arti nilai dari manusia? Dibenci manusia itu biasa, nanti juga ia lupa sendiri dengan urusannya, tapi dibenci sama Allah yang Maha Mengurusi segala sesuatu? Dan korban antum ini sebenarnya siapa? Aisyah Nursyifa itu itu bukan? Insya Allah ana bantu untuk meminta maaf”.

NS: “Iya dia Aisyah. Kok bisa tau, emang ustad kenal sama dia? Iyah, aku kenal nama ustad dari Aisyah. Biasanya kalo kami lagi kumpul dia suka membacakan status facebook atau tulisan ustad. Kadang ia memperdengarkan rekaman suara ustad, beberapa teman memang ada yang kagum dan langsung pesan bukunya, tapi biasanya aku cuek aja”.

NAI: “Saya hanya kenal dia di facebook juga kok. Antum tidak bisa bilang cuek lagi saat ini bukan?”. Jawab saya, sedikit menguji. Meski sedikit gerah dengan panggilan ustad itu.

NS: “Jangan bilang begitu ustad, iya aku tertarik beli buku karangan ustad. Mudah-mudahan dengan membaca buku itu saya yang malas ibadah ini jadi semangat. Apalagi umur saya udah kepala 4, bila ustad memang bisa bantu tolong bantu saya, karena bila sudah berhadapan dengan dia saya gak sanggup memandang wajahnya yang mulai pucat. Dan ini, 100 % kesalahan saya. Saya disiksa lahir bathin ustad”.

NAI: “Tau ga agar siksaan bathin itu sembuh? Ingatlah siksaan yang antum  alami ini baru tahap dunia saja. Di akhirat nanti bisa berjuta-juta kali lipat! Jika di dunia mungkin hanya beberapa tahun saja, di akhirat kelak bisa berjuta-juta tahun? Dan hari ini adalah kesempatan, sebelum masa usiamu habis, segera minta maaf. Biar saya bantu untuk memulainya.

NS: “Ya Alloh ustad bener-bener mengerikan bila mendengar kata akhirat. Saya dihantui rasa takut gugup dan gemetar tak mampu untuk mengatakan apa-apa. Aku harus segera minta maaf, dan tolong ustad segera mulai yah. Agar dia tidak terkejut setelah ana jujur semua. IngsaAlloh hari ini bila dia bangun nanti, mohon bantuan serta doanya supaya dia gak emosi dan memaafkan aku”.

NAI: “Baik, ana mulai sekarang ya. Dan antum siap siap tunggu intruksi”.

NS: “Terimakasih ustad yah, saya setia menunggu”.

NAI: “Semoga pertolongan Allah turun. Berdo'alah”.

NS: “Aamiin. Ustad, Subhanalloh.. baru ku rasakan sentuhan bathin seperti ini. Jujur aku sering tidak solat subuh, yang lainnya juga belang-betong. Barusan Aisyah ke kamarku pamitan minta do'a mau ke dokter untuk kontrol. Ketika ia mencium tanganku dan keningku aku malah gak kuat mengatakan apa-apa. Berat bibir ini tuk mengatakan maaf, saking dosanya saya ini ustad?”

Kata Nesha membuat mata saya berkaca-kaca, ingin rasanya segera menghakimi dan mencemoohnya. Namun tentu saja, ini akan mengacaukannya atau bahkan mengubah niatnya.

NAI: “Sekarang fikirkan jika Allah mencabut nyawamu duluan, sebelum sempat minta maaf. Fikirkan ya, semoga antum mau minta maaf. Secepatnya”.

NS: “Iya ustad saya akan segera minta maap kepadanya. Tapi dari mana saya memulai perkataannya?”
NAI: Sebentar..

“Saat hati itu melembut, geletar jiwa itu kemudian perlahan menenang. Jika hati itu tetap keras, maka dunia ini memang keras. And, no other way” [RehabHati]

Saya menarik nafas, dan menggeser mouse ditangan kanan. Mengetik nama yang tidak asing lagi dibenakku, ia adalah salah satu warga atau anggota di komunitas Kampung NAI, sebuah forum silaturahim “sahabat NAI”. Sosok penuh kesabaran dan bersikeras belajar tentang pengokohan tauhid diantara keterbatasan waktunya. SubhanAllah! wanita yang terdzalimi, apa yang harus kukatakan padanya?

Akhirnya, saya mulai mengirim pesan dengan penuh pengharapan semoga Allah melembutkan hatinya dan mau memaafkan, berharap menjadi penyebab turunnya keridho’an Allah untuk kesembuhannya.

NAI: “Teteh, seandainya..Teteh meninggalkan dunia ini dengan khusnul khatimah, dan itu harus dibayar oleh sesuatu. Kira-kira mau atau tidak membayar hal itu meski sangat mahal?”

AN: “Tentu saja mau bila saya sanggup dan mampu untuk membayarnya. Pertanyaan kang NAI ini aneh?”

NAI: “Bagaimana menurutmu jika tidak harus bayar apapun, hanya memaafkan dengan sempurna? Maukah?”

AN: “Tentu mau. Tiada kesalahan seberat apa pun, yang orang lakukan padaku dan aku insya Allah memaafkannya. Yang aku takutkan adalah orang lain yang tak memaafkan kesalahanku”.

“Allahuakbar”. Tak sengaja bibir saya bertakbir, dengan kalimat ke dua darinya yang indah. Lalu saya balas pesan itu.

NAI: “Jika sakit antum ini karena guna-guna seseorang. Dan ia tidak bisa menyembuhkanmu. Lalu dia minta maaf... Apa antum menerimanya?”

“Ana berharap dan berdo’a, jika antum mampu memaafkannya; Semoga Allah memaafkan seluruh dosamu. Dan mengubah orang yang mengguna-gunaimu tadi menjadi orang baik dan sempurna imannya. Setelah itu ana berharap semoga keridhaan Allah turun karena kebaikanmu memaafkannya. Apapun hasilnya”.

AN: “Astaghfirullohal adzim... Kang NAI, penyakit ini murni pemberianya yang sangat istimewa. Aku tidak mau su’udzon pada orang akhi. Dan jika itu memang benar, tentu aku memaafkanya dengan sepenuh hati. Justru kagum pada kejujurannya. Dan seingatku, tak punya musuh. Masa ada orang kayak gitu?”.

“Aamiin ya robbal alamiin.. Andaikan ada semoga orang itu cepat sadar atas apa yang di perbuatnya”.
Allah kareem... Saya benar-benar keheranan dan bersyukur bisa diperkenankan untuk melihat hati semualia ini. Saya semakin bersemangat untuk mempengaruhinya dalam membuktikan perkataannya”.

NAI: “Insya Allah sebentar lagi beliau datang dengan takut dan air mata, beliau juga sudah memesan buku Rehab Hati karena ingin berubah. Tolong disambut ya, saudariku. Semoga menjadi penyempurna kebaikanmu”.

AN: “Aduh saya harus nyambut siapa?. Disini saya hidup sendirian kang, hanya ada Abuya dan Ummi juga anggota keluarganya, masa sih dari mereka ada yg menguna gunai saya. Terus, ada juga yang memesan buku itu mah temen atau pembantu saudara majikanku”.

NAI: “Anggap saja ini ujian terbesarmu, saudariku. Dan yakinlah engkau bisa melewatinya, Allah tidak akan memberikan ujian kecuali setelah Dia telah tahu bahwa kita mampu menyelesaikannya. Memaafkan itu perbuatan yang sangat mulia. Semoga para malaikat dilangit mengaminkan do’a kami untuk kesembuhanmu atau kebaikanmu diakhirat seiring dengan indah dan mulianya ahlaq yang engkau lakukan dihadapan nanti”.

AN: “Aamiin ya robbal alamiin. Hatur nuhun kana do'anya, insyaAlloh saya akan berusaha mellewati ujian ini. Walau masih masih bertanya-tanya dalam hati, ada apa yang terjadi kok sampai kang NAI membahas sejauh ini?”

“Salah satu pelarian terindah dan penuh berkah dari semua kelelahan dan keletihan adalah dengan memaafkan, memaafkan dengan sempurna. Tidak sulit jika kita mau merebah sedikit saja, merebah dan merendah, merunduk dan mengakui bahwa Allah-lah Dzat Yang Maha Tinggi”. [RehabHati]

Allahuakbar! Seakan tidak percaya, celah itu segera terlihat, jelas!
NAI: “Ukhti Nesha, Allah telah menolongmu, beliau berkata begini: "Penyakit saya murni pemberian-Nya yang sangat istimewa, saya tidak mau suudzon pada orang akhi. Dan jika itu memang benar,tentu aku memaapkanya dgn sepenuh hati justru kagum pada kejujuran nya.Yang saya ingat saya tak punya musuh..". Lalu saya bilang sebentar lagi ada seseorang datang kepadamu, dan sambutlah sebagai ladang pahalamu. Secepatnya datangi dia ya.

NS: “Ustad apa benar itu perkataannya? Ya Alloh anak bocah kemarin sore tapi iman nya mantep betul? Iya ustad saya akan datangi dia setelah pulang dari dokter. Benar benar detik-detik menegangkan ustad”.

NAI: “Benar, semoga rahmat ALLAH bersamamu”. Balas saya, dan 6 jam kemudian, ia baru membalas.

NS: Amiin, trimakasih ustad telah membantu menyirnakan kegelisahan yang dari dulu aku tahan. Jangan lupa bukunya pesen yah biar keimananku bisa membaik. Bila semuanya sudah berjalan sesuai rencana. Aku kabari ustad dan minta tolong kembali. Bolehkah?

NAI: Sudah minta maaf apa belum?

NS: Ustad setengah jam lalu aku datang menemuinya dan mengatakan semua dari pertama. Sambil kupegang tangannya, dia sangat shock dan tersenyum tapi menangis. Dia tak banyak ngomong ustad cuma berkata; “Yang sudah terjadi lupakanlah dan minta maaplah sama Alloh”. Tapi selepas itu dia langsung masuk kamar dan nangis, saya jadi bingung ustad?

June 19, 2012
NAI: “Alhamdulillah.. Bantu dia untuk sembuh, semaksimal mungkin ya”.
Hanya itu yang bisa saya tulis siang itu, sebenarnya air mata hampir saja menetas. Namun aktifitas saya mulai saling bertabrakan. Jujur hampir tidak bisa melayani konsultasi di email seperti ini, karena sebenarnya telah dibuka Konsultasi Rehab Hati yang telah dijadwalkan setiap malam.

Aktifitas baru saya – dengan team Rehab Hati untuk mendistribusikan 3000 buku yang diambil dari penerbit – sebagai lahan untuk berjihad itu semakin menyeret saya. Konsentrasi semakin tidak fokus dengan mepetnya rencana seminar Rehab Hati Nasional yang akan segera dilaksanakan saat itu.

Jujur kegiatan mengonsep sebuah seminar adalah hal yang benar-benar baru dan tidak bisa dilakukan semudah menulis kisah ini.
Seakan saya ingin berkata, “Tolong.. aku sibuk saudariku, jangan curhat di inbox, please.. tahukah jika, badai yang kuhadapi pun semakin dahyat, badai itu mulai menyerangku dari dalam tubuh team. Aku hampir saja runtuh, bantulah aku dengan tidak menggangguku”. Namun kutahan kata kata itu, melihat keindahan kisah yang kulihat dihadapan nanti.

NS: Caranya ustad gimana? Do'a ku mana mungkin di qobul Tuhan. Emang sih agak lega, tapi kalau Aisyah mengurung diri terus di kamar tak keluar membuat aku khawatir.

NAI: Biarkan aja dulu, dan perhatikan dia baik-baik selepas ia keluar. Tunjukan padanya bahwa antum berubah.

NS: Ustad dia seperti biasa aja menyapa dan mau di ajak ngobrol. Sikapnya seakan tak terjadi apa-apa. Malah aku yang merasa berdosa pas aku bilang sama dia; “Aku pesen Buku Rehab Hatinya yah?” dan katanya “Untuk mba, udah di beliin tinggaal nunggu pengiriman ke Saudi”.

NAI: Benar kan apa yang saya katakan? Rahmat Allah itu lebih luas dari jagat raya ini. Sekarang saatnya bersungguh-sungguh taubat dan memperbaiki diri. Berharaplah dengan pengharapan yang tinggi atas ampunan Allah, karena sungguh Allah itu Rabb yang Maha Pengampun.

NS: Ustad, jujur aku nol masalah agama. Apa rahmat dan hidayah bisa di dapat untukku? Selama ini, aku gak tau kenapa, gak pernah mau kalau di ajak Umroh. Dan sebenarnya Aisyah ini korban ke dua saya, tapi anehnya kok dia masih bernapas sampai sekarang. Padahal korban pertama saya di madura, dulu hanya beberpa bulan aja dagingnya sudah busuk. Tapi ini mah cuma kangker darah, padahal yang ku masukan ramuan yang sama?

NAI: Innalillah.. Cepatlah umrah, temui Baitullah.. Dan minta ampun sama Allah! Saat ini hidayah telah turun bersamamu, makanya hatimu lembut saudariku. Ketahuilah benteng Aisyah itu Allah yang Maha Gagah yang mampu melakukan apapun. Jangankan hanya satu manusia, 6 Milyard manusia di dunia ini bisa diangkat nyawanya dan bumi ini di musnahkan dalam sepersekian detik, itu namanya kiamat.. nanti.

NS: Tapi aku pergi gak tau harus baca apa? Ustad, dihatiku ada perasaan menyesal, dan sepertinya hatiku telah membatu. Aku sering melihat aisyah, meski dalam keadaan di rawat waktu solat tak pernah tertinggal. Aku pernah ngomong sama dia; "Udah sholat mah nanti aja kalau sembuh, dia bilang; "Mba tiada lagi kesempatan, detik ini, kesempatan ini harus digunakan. Mumpung masih hidup, kalau mati mah kita yang di sholatkan". Padahal dari mata dan hidungnya saat itu keluar darah, sejak itulah aku merasa iri padanya.

NAI: Umrah itu mudah koq, insya Allah disana hati luluh. Saya jamin! Beli saja buku panduan hanya 5 real koq.

NS: Saya pernah pergi kesana, tapi hanya berdiri di luar dan gak berani masuk. Aku dihantui ketakutan yang menderu-deru. Karena aku pernah dengar, di Masjidil Haram itu siksa akan hadir nyata.

June 20, 2012
NAI: Pergilah dan niatilah untuk taubat, saudariku. Jika seorang yang pergi untuk taubat ke suatu tempat, dan dia meninggal dalam perjanan sebelum ia taubat maka sesungguhnya ALLAH telah mengampuninya. Dan jika saja ini adalah pesan terakhir saya, lalu setelah ini seandainya saya mati dan sebelum sempat membimbingmu lagi, maka ingatlah; "Keinginan untuk bertaubat itu adalah hidayah dari Allah yang harus disambut dan disyukuri, maka lakukanlah sebelum benar-benar terlambat".

NS: Iyah insya Alloh aku akan pergi. Ustad, Aisyah tadi ngomong; "Kenapa gak membunuh aku saja sekaligus.. kenapa harus berangsur-angsur?" Bahkan dia minta sisa ramuan itu? Aku kaget dan bilang buat apa? Dia juga bilang; "Mba tau kalau penyakit kambuh sungguh gak tahan”, katanya sambil menangis dipelukanku. Ustad berarti dia belum memaafkanku yah?"

NS: Ustad tau ga, korban pertamaku adalah ibu mertuaku sendiri.

NAI: Allahmusta’an! Sampaikan pesan dari saya ke Aisyah secepatnya:
“Jika teteh minum sisa ramuan itu, sama artinya teteh bunuh diri dan hukumannya di neraka meminum racun itu dengan pelan-pelan untuk selamanya. Dan jangan minta mati karena itu sangat batil dan termasuk kufur, mintalah dengan do'a yang baik dan beradablah sama Allah!”.

Demi Allah, hati saya mulai pedih mendengarnya sehingga saya menyampaikan hadits itu demikian kasarnya. Sebenarnya hati saya ingin menulis untuk Aisyah seperti yang tertulis di status facebook 18 Juni 2012.

“Saudariku, jangan bersusah payah berdo'a untuk merubah takdir, tapi berdo'alah agar hatimu ridha dengan takdir-Nya, lalu bersahabatlah dengannya dalam setiap helaan nafasmu agar DIA ridha kepadamu. Sungguh kebahagiaan itu bukan usia yang panjang, tapi ketenangan jiwa dari hati yang ridha. Apapun itu. Dimanapun kakimu berpijak dan jadi apapun dirimu”. [RehabHati]

NAI: “Teteh, insya Allah dia memaafkanmu. Hanya saja dia sangat kesakitan atas perbuatanmu”. Intonasi saya mulai meninggi.
“Dan ingat, jika dia mati bunuh diri artinya dia masuk neraka selamanya. Dan itu tanggungjawabmu juga (karena dosa orang yang kamu bunuh ditanggung oleh kamu) makanya cepat ke Baitullah sebelum kamu meninggal tanpa pernah taubat. Paham ga?”

NS: “Yah cuma penyesalan yang tersisa andai bisa di ganti dengan nyawaku, aku ikhlas ustad”.

NAI: “Kamu tau anti-racun itu atau engga? Cepat cari di madura dan kirim ke Saudi, keluarga di bandung bisa bantu pengiriman insya Allah”.

NS: “Ada sih, semacam serbuk juga dan bisa di dapat di madura, di nenek dukun”.

NAI: “Upayakan hingga serbuk itu didapatkan. Secepatnya, usahakan, semoga itu menjadi penyebab turunnya ampunan Allah untukmu”.

NS: “Iyah ustad aku usahakan walau belum tau bisa didapat apa engga. Aku akan nyuruh anaku tuk mengusahakannya. Amien semoga Tuhan mengampuniku”.

NAI: “Secepatnya. Sebisa mungkin”.

NS: “Ustad kata anaku kata nenek itu, serbuk nya memang ada. Tapi harus di bayar mahal. Nenek itu minta bayaran mahal. Dan lagi katanya lagi, bulan depan bisa di kirim?”.

NS: Ustad boleh tanya? Ilmu apa dulu yang harus saya pelajari untuk belajar Islam. Kemarin menanyakan ke Aisyah, katanya semua ilmu wajib di pelajari, tapi yang paling pokok itu ilmu Tauhid, dan katanya lagi; "Ingat semua ilmu itu saling berhubungan". Saya yang tua ini makin gak paham ustad? Lagian dia ngajarnya bentar-bentar karena kondisinya yang terus melemah.

June 22, 2012
NAI: “Ilmu tauhid itu sederhananya ilmu tentang keyakinan kita terhadap adanya Allah dan kekuasaanya, sehingga tujuan hidup kita hanya mengarah dan bersandar kepada-Nya. Lawannya adalah Syirik, yaitu menduakan atau mencari perlindungan kepada selain Allah. Syirik adalah perbuatan yang membinasakan, dosa yang tidak terbakar dineraka. Dosa yang paling berat di hari hisab nanti, kata yang menentukan manusia diterima atau tidaknya di akhirat kelak”.

NS: “Ketikan ustad membuatku merinding. Apakah aku yang berlumur dosa itu akan diterima di akhirat ustad?”

NAI: “Insya Allah. Dan, taubat adalah hanyas satu-satunya pintu. Ingat, jika kita berusaha mendekat kepada Allah, maka Dia akan lebih dekat lagi. Anti racunnya sudah dikirim?”

NS: Itu dia masalahnya, anak dan menantuku sudah muter-muter nyari obat itu gak ketemu juga, alamat rumah nenek itu sudah gak ada, sepertinya ia sudah meninggal. Dan aku tidak berani ngomong pada Aisyah, karena aku masih ingat saat aku mengatakan ada obatnya dia begitu bahagia dan bersujud di lantai.

NAI: “Terus cari cara”.

NS: “Ustad, itu obat buatan hasil kumpul beberapa jenis. Jika yang membuatnya sudah mati gimana caranya? Tolong jangan memaksa saya seperti ini ustad”.

NAI: Saya tidak memaksa, itu adalah sebuah tantangan untukmu. Untuk orang yang ingin kembali. Di dunia ini Allah masih memberi kesempatan kepadamu untuk berusaha. Tapi di Akhirat kelak tidak ada celah untuk usaha lagi karena kita tidak bisa balik ke dunia ini lagi.

NS: “Terus kalau seandainya saya sudah bersusah payah nyari sana sini tetep gak ketemu. Gimana?” Saya tidak menjawab pesannya. Membiarkan dia berfikir, input yang saya suntik. Dan beberapa menit kemudian dia menjawab yakin.
NS: “Oke saya usahakan selama saya ada napas!”

NAI: “Nah, seperti itu. Saya beri waktu 2 hari untuk berfikir dan berusaha tentang anti-racun tersebut. Jika tidak ada, maka hubungi saya. Mudah mudahan Allah mengizinkan, kita buat keajaiban. Asal mba mau menuruti arahan saya”.

“Tauhid yang Kokoh & Disiplan Iman adalah modal Sejati bagi seorang Mukmin. Selanjutnya hanya ada dua pilihan, Melangkah dan Menciptakan Keajaiban atau terus Diam". [RehabHati]

June 23, 2012
NS: 2 hari? Secepat itu, gak mungkin ustad? Terus, memangnya ustad mau buat keajaiban apa? Iya pasti saya turuti.

NAI: Bukan saya yang buat keajaiban, tapi Allah. Insya Allah siapapun bisa, rahasianya hanya Ketauhidan, Keimanan dan Keyakinan. Tauhid, bahwasannya semua ini dilakukan untuk Allah dan menuju kepada-Nya. Iman, mempercayai sepenuhnya bahwa semua ini tidak lepas dari pengawasan dan kehendak-Nya dan Yakin bahwa Allah yang akan mengabulkan atau membatalkannya sesuai perhitungan-Nya.

NS: Umur ku hampir 45 tahun ustad. Dan jujur selama ini saya gak belajar apa itu agama sesungguhnya.

NAI: Jika mba telah yakin bahwa Allah maha mampu untuk menjadikan keajaiban ini, dan mba mengokohkan ketahuidan itu maka di Makah Al Mukaramah ada obat itu. Dan mba bisa mengambilnya dalam waktu kurang dari 1 hari. Tapi ingat! Jangan percaya sama saya tapi percaya Allah mampu melakukannya, maka atas izin-Nya mba bisa menyembuhkan dan menciptakan keajaiban dengan kehendak Allah, asal mba benar-benar dalam kondisi taubat yang sebenar-benarnya.

Dan jika keajaiban ini terjadi atas izin Allah, maka saya akan menulisnya menjadi kisah besar di buku ke 2 saya nanti. Dan itu sebagai tanda, bahwa Allah menerima taubat mba insya Allah. Syaratnya mba benar benar ingin berubah karena takut sama Allah dan ingin berjalan menuju keridhaan dan syurga-Nya.

NS: Ya Alloh sungguh aku menangis ustad. Aku akan berusaha, insya Alloh akan pergi. Trus, ustad mau nulis cerita ini? Sebaiknya jangan ustad gimana kalau seandai nya Aisyah tidak mau? Oh iya, ada rahasia yang saya dengar sekilas dari obrolan Abuya. Tapi semua ini sangat dirahasiakan dari Aisyah. Penyakitnya merembet setelah hasil kemarin. Ujung kematiannya pun mungkin tinggal menunggu hari. Abuya pun kebingungan tuk memulangkannya karena takut di salahkan sama pihak PT. Dan dengan itu saya semakin berdosa.

NAI: Besok antum pergi Umrah. Bawa satu botol mineral kosong yang bersih.

NS: Maksud ustad air zam-zam? Kenapa harus ke haram? Kami di rumah setiap hari minum air itu. Cuma jujur, saya tidak suka air itu.

Ustad... Lihat aisyah lagi uring-uringan nahan sakit. Biasanya jika sakit gitu, ia akan disuntik obat penenang sama dokter, dan tidur pulas. Dan 3 jam kemudian ia akan kambuh lagi, karena obat penenang itu itu hanya tahan 3 jam setelah itu Aisyah akan kesakitan lagi.

June 23: NAI: Jika antum percaya keajaiban yang ana lihat dihadapan, coba buktikan sendiri. Pergilah Umrah, dan penuhi rukunnya hingga selesai. Jangan lupa bawa botol air mineral kosong dan isi dengan air zamzam langsung dari kerannya. Kemudian do’akan air itu. Baca Al Fatihah dengan benar, bacakan do'a: "Ya Allah.. demi berkah Al Qur'an yang bisa menjadi penawar rasa sakit. Jadikanlah air ini sebagai penawar racun dalam tubuh Aishah Nursyifa binti fulan. Ya Allah sesungguhnya engkau yang maha penyembuh, maka berikanlah ya Allah, berikanlah kesembuhan yang tidak meninggalkan bekas" Lalu tiupkanlah ke air.
Kemudian pulang lagi kerumah dengan bawa air itu dan katakan ke Aisyah; “Insya Allah air ini, adalah anti racun untukmu. Anti racun yang ampuh dari Allah”. Bimbing dia untuk bBaca bismillah, dan minumkan!

Dan lihatlah keajaibannya beberapa menit kemudian. Jika ALLAH memberi kesembuhan melalui zamzam itu, insya Allah saat itu Allah sedang mengampunimu atas usahamu. Dan bertaubatlah dengan sesungguhnya.

Jika dalam perjalanan taubat ini, engkau mati maka insya Allah, ampunan menyertai kepergian ruhmu dari dunia ini. Dan jika ia sembuh melalui perantaramu, sungguh itu adalah keajaiban besar yang akan mengubah hidupmu kedepan.
Ana yakin keinginanmu untuk menyembuhkannya dan juga ketahuidan Aisyah akan membuatnya sembuh total dengan izin Allah.

NS : Ia insya Alloh secepatnya aku akan minta izin dianter pergi umroh. Walau agak deg-degan, karena ini hal pertama yang kulakukan. Owh ia, Aisyah lagi uring-uringan lagi. Tapi saya tak bisa menemaninya karena jaga anak-anak. Kalau bisa tolong bacakan do'a untuknya ustad. Telepon dia sekarang mba yaqin do'a ustad akan menenangkannya.

NAI : Lakukan yang kusarankan tadi dengan sungguh-sungguh. Hari ini saya lagi kotor, badan juga lagi tidak stabil. Mudah mudahan, allah akan mengabul do'amu juga karena kedekatanmu dengan-Nya saat ini. Do'a orang yang sedang berada dalam taubah, insya Allah mustajab. Bisa baca Al fatihah kan? Jika tidak bisa, baca basmallah saja, artinya "dengan menyebut nama Allah"

NS: Maksud tujuan ustad saya baca patihah atau bismilah untuk apa?

NAI: “Jika antum yang baca do'a itu, maka insya Allah dikabulkan. Karena mba sedang dalam keadaan taubat saat ini, dan orang bertaubat itu disayang Allah..

NS: Yah jika taubatnya sudah bener mantap. Saya baru saja ada keinginan. Rasanya kalau fatihah saja gak perlu saya baca, karena saya lihat dalam setiap bernapas dia mengucapkan syahadat atau istighfar. Kalau lagi tenang dia buru-buru dzikir atau ngaji Al Qur'an. Jadi saya yakin dia akan sembuh dengan sendirinya. Mudah mudahan. Cuma kasian aja 3 hari ini gk masuk makan, obat juga sudah jarang di minum.
3 Hari Sebelumnya, di layar berbeda dan rumah yang sama.

June 19, 2012: Aishya Nursyifa
AN: Ternyata ramalan kang NAI benar... Tak kusangka tak kuduga orangnya adalah yang ku anggap mba ku sendiri. Yah aku tak menyalahkanya, karena aku sadar dia melakukan ini karena kesalahnku juga, tapi aku penasaran kang NAI tau dari mana soal yang bersangkutan? Sungguh tak ku sangka, Subhanalloh.. ini kejutan ke dua untukku.

NAI: SubhanAllah! Teh syifa ini memang luar biasa. Atas izin Allah dia tiba tiba datang dan meminta cahaya untuk taubat, awalnya dia menanyakan apakah ana benar penulis buku RH? Dan ana jawab ya seperti biasa.

Lalu dia menceritakan tentang seorang teman yang mendzalimi temannya, dan si temannya hampir meninggal lalu dia ingin bertaubat dan bertanya bagaimana caranya? Ya ana jawab seperti biasa juga. Dan Alhamdulillah Allah menguatkannya untuk meminta maaf ke teteh, meski teramat sulit untuknya.

Salam Bahagia untukmu, oh iya teteh, boleh ga ceritanya ana buatkan satu cerita luar biasa dengan merubah nama Asli dengan tokoh lain untuk menjaga nama teteh? Atau ana buatkan nama asli? Cerita ini sungguh menyentuh teteh..

AN: Kang NAI bila mu bikin cerita tulis nama asing aja.

NAI: Teteh, si mba itu bilang aneh koq teteh masih hidup, padahal korban pertama dia dagingnya busuk dalam beberapa bulan dan dia menggunakan racun yang sama. Benar kan keajaiban yang ana bilang?

AN: Masa ia sih iyah keajaiban yang istimewa?

June 20, 2012
NAI: Keajaiban itu ada pada diri teteh yang kuat dan daging teteh belum busuk seperti korban pertama

AN: Semoga keajaiban lainya datang menyapaku. Belum, tapi mungkin akan busuk. Kalau lagi sadar yah aku trima dan berusaha sabar semampunya. Tapi di kala kambuh, sakitnya bukan main. Alangkah baiknya aku tidak tau semua ini.

NAI: Tetap tegar, saudariku. Insya Allah ada antinya di madura, ana sudah paksa si mba itu untuk cari serbuk anti racun itu. Tetap tegar, tetaplah berprasangka baik sama ALLAH. Semoga semuanya menjadi pelebur dosa, kekuatan prasangka baikmu insya Allah akan membuatkan kekebalan di tubuhmu. Insya Allah. Allahuakbar!!
Saya mulai berpura-pura tegar, padahal hatiku bergeletar.. mendengar kenyataan ini.

AN: Aamiin ya robbal alamiin. Kang NAI terimakasih atas suport dan motivasi serta ilmu ketauhidan yang selama ini kudapatkan dari mu. Aku takut tidur tak bangun lagi, jadi, mau minta maap khusus tuk kang NAI dan semua sahabat lain di kampung NAI. Walau aku tak pernah bertemu tapi lihat poto akhi, vidio dan suaranya itu sudah sangat luar biasa. Mohon sampaikan rasa trimakasih saya dan maap saya pada para sesepuh dan guru-guru yang mengajarkan ilmu di kampung Nai. Mohon maap lahir bathin, seandainya tak bisa menyapa di dunia nyata, kita bertemu di akherat nanti. Insya Alloh Aamiin

NAI: Subhanallah! Boleh ana telphone untuk menuntun 2 kalimah Syahadat untukmu?

Jangan.. kang NAI, pulsanya nanti mahal. Jika nanti aku berkesempatan dan berumur panjang, aku telpon untuk mendengarkan tausiyyah penyejuk jiwa langsung dari kang NAI.

Allahurabbuna Kareem.. Jiwaku seperti menggeletar, seakan sakaratul maut menindih dadaku. Bilakah hamba Allah yang teraniyaya ini pupus usianya dimalam ini? Kegelisahan menyelimutiku malamku, seakan nyawaku yang mau dicabut. Terdengar diluar ayam berkokok menandai malam telah larut.

Namun pagi-pagi seusai shubuh, diantara deretan pesan yang masuk kulihat ada nama Syifa. Bergegas kubuka dengan debaran kuat dan serta senyum mengembang, Allah masih memanjangkan usianya!
AN: Kang NAI bilang di depanku ada keajaiban kan? Betul sekali kang, satu-persatu keajaiban itu muncul..
1. Mba Nesha mengatakan semua perbuatanya selama 2 tahun ini.
2. Aku kaget pas dia minta di bangunkan waktu solat subuh, padahal selama ini ia yang paling marah ketika di bangunkan.
3. Ia minta di ajarkan membaca al -qur'an, padahal selama ini nyentuh juga anti.
4. Tiba-tiba dia datang ke abuya minta di antar umroh yg selama ini paling takut ma namanya Ka'bah. Sampai semua penghuni rumah kaget.
5. Dia bilang bahwa penawar racun itu akan segera di kirim, "Pasti kamu sembuh" katanya. MasyaAlloh aku bahagia tersenyum simpu, semua nasehat pepatah kang NAI dapat meluluhkan hatinya yang selama ini keras, dapat membikin dia berubah. Syukron Jazakalloh kang NAI atas semuanya, semoga Alloh membalas kebaikan mu yang berlipat ganda. Aamiin

NAI: Itu bukan keajaiban yang ana maksud teteh, karena ke 5 hal itu sudah ana ketahui sebelumnya. Dan catatat, yang meluluhkan hatinya bukan ana. Ingat gak ketika teteh berkata; "Aku tidak takut mati, tapi takut Allah tidak ridho dan tidak khusnul khatimah. Aku percaya do’a bisa mengubah takdir" Kata itulah yang meluluhkannya, sisanya baru ana arahkan dan itu semua kehendak Allah, itu adalah hidayah Allah yang sedang turun dihatinya. Bantu dia bertaubat teteh.

AN: Subhanalloh kata itu ku ucapkan sepintas saja.. Ketika itu dia menyuruhku untuk pulang ke indonesia, dan keliatannya mba Nesha cuek aja koq. Ia insya Allah kang NAI, aku akan membantunya semampuku. Kadang kalau melihat wajah dan perbuatannya, tiba-tiba saja rasa gak suka itu menghakimi, tapi ku usahakan tetep tersenyum padanya.
Saat kita tidak mampu lagi melihat kebaikan dalam diri seseorang, maka ingatkanlah hati kita tentang ayahnya, ibunya atau anak anak-nya yang merindukan kepulangannya dirumah.

Atau ingatlah tentang peranan yang Allah percayakan kepadanya untuk ikut serta dalam terjadinya rangkaian takdir-Nya hari ini.

Karena semua mahluk-Nya memiliki peranan dalam mendzahirkan keagungan Asma dan Sifat-Nya, hingga kesemua rangkaian takdir yang rumit itu terjadi

Takdir akan tetap terjadi terlepas engkau ridha atau tidak namun ketahuilah, saat engkau ridha maka Allah pun ridha kepadamu. Dan celah langit terbuka, disanalah kemudahan, disanalah keindahan, disanalah keajaiban. Dan keaiban itu begitu dekatnya, sangat dekat! sedekat jarak antara engkau dengan-Nya.

Sungguh! ketenangan itu biasanya turun menaburi lembah dihatimu, saat kehendakmu sejalan dengan kehendak-Nya.
Jangan takut mati, apalagi minta mati.. namun rinduilah petemuan dengan-Nya. Jangan mengeluh tentang rentan masa yang panjang. Sungguh, kita telah melewati masa yang tak mudah. Teruslah melangkah jangan terhenti, bersiaplah, berdandanlah dengan baju yang indah untuk satu pertemuan terindah..

Agar kita tidak malu saat pertemuan itu tiba. Dan, salam bahagia untukmu.

June 23, 2012
NAI: Aisyah, percaya kan sama saya? Percaya sama Allah mampu menyembuhkan? Segera setelah teteh baca pesan ini, ambil wudhu dan ambil air zam-zam yang murni satu gelas.

AN: Alhamdulilah kang nai, air zamzam itu selalu tersedia di samping saya. Rasa pilu malam ini sungguh lembut, pasrah pada yang lebih dekat dari siapa pun.

NAI: Teteh, Allah berfirman dalam surat Al Mukminun ayat 60. "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan aku kabulkan", itu janji Allah yang maha benar. Tinggal sekarang, sebagaimana kuat keyakinan, keimanan dan ketauhidan teteh. Jika teteh yakin sembuh, maka teteh sembuh dengan izin Allah. Teteh, jangan terlalu berharap terhadap anti racun yang di madura, karena jika teteh percaya 100 % sama obat atau anti racun itu sudah termasuk syirik kecil karena teteh telah melupakan Allah secara tidak langsung.
Sekarang mari kita masuk ke pengobatan cara Rasulullah SholAllahu Alaihi wa Sallam dengan metode Ruqyah dengan Ayat-Ayat Syifa (Ayat Ayat Penawar/Penyembuh) milik Allah!

Ada dua cara, pertama pakai Air Putih (lebih sempurna pakai Zamzam). Yang ke dua pakai MADU, ini sperti Rasulullah SholAllahu Alaiyhi wa Sallam contohkan. Hari pertama lakukan dengan memakai Air Zamzam.
Caranya:
1. Ambil wudhu, dan sempurnakan wudhunya. Jika belum shalat wajib, usahakan shalat dulu. Terus sholat mutlak dan minta pertolongan Allah disujud terakhir.
2. Baca istighfar, shalawat dan hamdalah. Baca juga "La haula walaquwwata Illabillahil Alihil Adziim!”, “Hasbunallah wanikmal wakil nikmal maula wa nikmann nasiir”.
3. Dekatkan air zamzam ke bibir dan bacakan Al Fatihah, lalu tiupkan. Ulangi sebanyak 7 kali
5. Baca 6 ayat ini: Surat At Taubah Ayat 14, Surat Yunus Ayat 57, Surat An Nahl Ayat 69, Surat Al Isra 82, Surat As Syura 80 dan Surat Fushilat Ayat 44. Doakan agar air itu menjadi obat, doakan setiap partikelnya agar berubah menjadi balatentara yang memusnahkan semua bentuk penyakit dan menyirnakan sihirnya.
6. Baca basmAllah dan minumlah.

ALLAHUAKBAR! Semoga Allah menyembuhkanmu saudariku. Jika mungkin, lakukan ini di masjidil haram. Ingat shalat di Masjidil Haram itu 100.000 kali lebih tinggi derajatnya dibanding masjid lain, semoga itu hal ini terjadi dengan do'amu. Yakinlah... anggap saja surat ini adalah saksi, pertemuanmu dengan tengah-tengah keluarga di Indonesia nanti. Tidak ada yang tidak mungkin bagi ALLAH jika ia kehendaki, karena alam semesta ini pun tidak mungkin tanpa dzahir-Nya. Seperti janji-Nya, Dia akan mengabulkan saat engkau minta.

Besoknya ganti air itu dengan madu. Jika tidak ada perubahan, lakukanlah hingga diujung waktumu.

AN: MasyaAlloh trimakasih untuk petunjuknya. InsyaAlloh akan segera di lakukan. Saya tidak terlalu mengharap pada penawar racun itu. Karena ada yang lebih ku percaya tuk menyembuhkan. Tuk ke haram, kayaknya belum kuat, karena di sana lagi desek-desekan, di rumah aja kali yah. Selama ku mampu tuk ikhtiar berusaha, kenapa tidak, harapan sembuh besar, tapi aku juga jangan egois, kalau memang saat jemputan-Nya tiba-tiba datang, bersiap-siap tuk menyambutnya, walau bekal amal pun tak punya.
NAI: “Jawaban yang istimewa!”. Jawab saya, dan baru 3 jam dari saat it, hape mungil saya bordering dan terlihat sebuah nomor asing. Ternyata itu nomor Aisyah, dan saya menjawab salamnya.

June 23, 2012, +966504768xxx
AN: “Kang NAI. Aku koq tidak bisa membaca ayat-ayat itu?” Katanya melalui telephone.

NAI: “Maksudnya tidak bisa baca Qur’an?”

AN: “Bukan, mataku kabur saat mau baca Ayat itu. Tanganku juga tiba-tiba berat saat membuka mushaf?”

NAI :“Tadi adikmu di banddung sama, katanya dia perlu diruqyah, habis itu ana telpon. Ternyata teteh yang perlu di ruqyah itu? Apa tidak salah dengar ya teh?”

AN : “Iyah, apa benar kang nai bisa meruqiyah via telpon?”

NAI: “Hehe.. enggak, 2 bulan lalu. Waktu sepulang dari Riyadh, ana kan buka Konsultasi Rehab Hati. Dan salah satu yang telpon itu ahwat dari Jombang Jawa Timur. Dia mengisahkan tentang keluhannya, dan saat itu tak sadar dari bibir ana terucap ‘SubhanAllah!’. Tiba-tiba dia batuk berat. Dan Ana tanya; “Kenapa batuk?” Dia jawab ga tau khi; “Koq tangan aku gemetar ya?” Ana bilang coba konsentrasi, dan saat itu saya getarkan kata: ”SubhanAllah! Walhamdulillah wa laailaaha IllAllahu Allahu Akbar!”. Dan hapenya terpental dari tangannya”. Awalnya begitu.

AN : “Kang... nai. Koq tubuh aku menggigil dan tanganku mencubit-cubit tangan sendiri”.

NAI : “SUBHANALLAH...! Coba baca Syahadat”. Jawabku sambil melakuan penekanan suara saat mengucap Tasbih. Suara syifa mulai terdengar menahan sesuatu dan ketakutan.

AN : “Belakangan ini suka ada bayangan yang mengikutiku ke kamar mandi kang.. Hhhiiih..”.

NAI : “Kenapa, ada apa? Jangan takut! Coba baca syahadat. Asyhadualla ilaahaillallah! Wa asyhadu anna Muhammadarrasulullah..”

AN : “Bacaan syahadat kang NAI menakutkan!”

NAI : “Dzikir jangan takut! Tenangkan hati. Ada air zamzam gak?”

AN : “Iyah ada.”

NAI : “Iya, ambil satu gelas dan dekatkan kebibir. Pegang dengan tangan kanan, dan hapenya pegang pakai tangan kiri”

AN : “Udah..udah. Udah dulu ya?!

NAI : “Udah apaan? Baca, ikuti saya! Asyhadu Allailaaha IllAllah! Wa Asyhadu Anna Muhammadarasulullah!..”

AN : “Asyhadu...asyha.. Ga bisa, berat. Pergi..pergiii...!”.
Terdengar disana syifa histeris dan tidak mendengarkan sama sekali, seperti ketakutan dan mengusir sesuatu dari hadapannya. Bulu-bulu disekujur tubuh saya mulai merespon aura tidak mengenakan. Saya berdiri dan mengunci pintu, supaya tidak terdengar dikamar sebelah.

NAI : “Hmm.. siapa kalian!?”

AN : “Pergi...pergi...........! Pergi. Pergi! Perrrgi..!”

NAI : “Ukhti..?”

NAI : “Ukhti syifa! Syifa, dengarkan dan ikuti saya! Kuatkan.. Kuatkan hingga baca Al Fatihah selesai. Hanya 3 kali. Ikuti..pegang gelasnya!”.

AN : “Iyah, iyah. Sudah dipegang. Ada yang berdiri didepanku. Besar, kang nai.. Aku takut!”

NAI :Syifa: “Jangan takut! Mereka hanyalah Jin-Jin yang juga takut sama Allah! Ikuti dekatkan gelasnya ke bibir”.
Saya memulai membimbing syifa untuk membaca Al Fatihah dimulai dengan basmAllah hingga Ayat 7. Syifa mengikuti dengan terbata bata dan sesekali menjerit seperti tercekik. Alhamdulillah, meski butuh perjuangan keras ayat Al Fatihah itu berhasil hingga ayat 7.

NAI : “..Sekarang tiupkan ke gelas. La Haula wa la Quwwata Illa Billah! Fiufth...!”

AN : “Laaaaa Haula wa laaa Quwwata Illaaa Billah! Huh...!”

NAI : “Sekarang baca basmAllah dan minumlah!”

AN : “Bismillah..Bismillahirahmaanirra.......hiim. Haaaaa.. Haaaa panaaas!”

NAI: “Minum! Habiskan!”. Dari ujung telpon sana tidak ada jawaban, hanya suara menggigil dan ketakutan yang sangat. Bulu disekujur tubuhku mulai bereaksi, saat itu saya memutuskan untuk mulai berbicara dengan gagah.

NAI : “Yaa.. Mahysarol Jin.. Hey maysarakat Jin!!?”
Disana tidak ada komunikasi, ia terus menjerit-jerit. Sementara saya mulai khawatir sambungan HP akan terputus. Saya membenarkan posisi duduk menghadap kiblat dan beristighfar.

Menarik nafas dan memulai Ta’awudz. Ketika ta’awudz diperdengarkan, suara jeritan itu berubah menggeram! Dan saya mengulang dua kalimah syahadat, dan suara geraman itu berubah berselang seperti kesakitan. Lalu dilanjutkan dengan BasmAllah memulai Al Faatihah. Jeritan kesakitan mengeras saat terlafal Ayat “Maaliki Yaumiddin...!”

Sepertinya ayat ini adalah ayat paling ditakuti ketika diperdengarkan kepada Jin pembangkang seperti yang meraksuki tubuh syifa. Setelah selesai Al Fatihah, lalu saya menegaskan dengan penekanan.

NAI : “Ukhruj ya AduwAllah! Keluarlah kalian wahai musuh-musuh Allah! Keluar!”
Bentakan itu saya ulang, dan suara syifa benar-benar berubah geram dan berteriak-teriak kesakitan. Namun tetap tidak ada komunikasi. Lalu saya melanjutkan dengan Al Ikhlas, Alfalaq dan Annas. Suara jeritan kesakitan itu mereda sebelum An Nas selesai. Dan kulihat HP dalam kondisi tersambung, tapi tidak ada suara. Baru pada besok harinya, syifa kembali mengirim pesan.

June 24, 2012: Nesha Sulistiya
NS: Ustad apa yang terjadi dengan dia? Saya masuk kamar di temukan pingsan belepotan darah, dari mata hidung semuanya mengeluarkan darah, HP di gengaman tangannya, sekarang dia di infus sama anak majikannya?
Ustad aku belum dapat ijin tuk umroh, katanya sibuk, penawar itu pun tetap gak ada, apa saya harus jujur pada Abuya tentang apa yang ku perbuat? Aku rela di penjara akibat perbuatanku ustad.

NAI: Semalam saya ruqyah, sepertinya dia di serang oleh jin juga ya? Apa itu bagian dari kejahatan racun itu?

NS: Iya ustad, kejahatan fungsi racun itu diantaranya membuat korbannya gila bukan cuma sakit. Saya juga selama ini aneh kok dia wajar-wajar aja gitu?

NAI: Bener-bener terkutuk! Nama racunnya apa?

NS: Saya terima ustad ngomong begitu, bahkan saya lebih parah dari itu. Namun keinginan saya bertaubat besar. Walau kejahatanku begitu besar. Saya akan pulang dua minggu lagi dan tiket sudah oke. Akan ku cari sekeras apa pun pencarian penawar itu. Akan ku usahakan. Setidaknya korban ke dua ku bisa tertolong nyawanya.

NAI: Maksudnya kejahatan racun itu benar-benar luarbiasa. Kamu tau ga kejahatan ini akibatnya seperti apa? Kamu bisa-bisa tidak diterima diakhirat jika tidak bertaubat. Dosa paling besar adalah syirik atau menduakan Allah. Usahakan sebisa mungkin, sekeras mungkin, semampumu semoga Allah mengampuni sebelum ajal menjemputmu. Saya usahakan untuk menutupi rahasia ini dan menutupnya dari keluarganya jika memang kamu bener-bener bertaubat, mudah-mudahan Allah menolongmu.

NS : Amiin. Iya akan ku usahakan ustad. Saya tidak tau menau so'al syirik. Trimakasih juga kalau mau merahasiakannya dari keluarga dia. Saya pulang secepatnya. Tapi so'al petunjuk ke haram itu apa patut saya kerjakan dulu? Bila tidak memungkinkan gimana?

NAI: Sebaiknya umrah dulu, meski sangat berat. Ingat, sekali Sholat di masjidil haram itu sebanding dengan 100.000 kali di mesjid biasa, jangan lewatkan untuk taubat disana.

NS : Ustaaaad mba bahagia sekali nanti Ashar di suruh Abuya mendorong kursi roda krn dia mau ke haram. Ini kesempatan bagus dan petunjuk ustad akan saya lakukan.

NAI: "Hai hamba-hamba yang telah melampaui batas dlm berbuat dosa, janganlah kalian putus asa mohon Rahmat Allah, sesungguhnya Allah akan mengampuni semua dosa-dosamu, sesungguhnya Allah maha pengampun lagi maha penyayang”. (Qs 39:53).
"Hai manusia, jika dosa-dosamu telah mencapai setinggi langit, kemudian engkau sangat menyesal atas dosa-dosamu, kemudian engkau memohon ampunan kepadaKu dengan sungguh, niscaya akan Ku ampuni seluruh dosa-dosamu selama engkau tdk mempersekutukanKu". (Hadist Qudsi, Turmudzi).

June 25, 2012
NS : Ini lagi di mobil menuju haram. Tapi tak tau apa yang terjadi nanti di sana, karna Aisyah dari pertama berangkat menggigil terus serta mengucapkan takbir yang amat susah. Saya jadi makin deg-degan.

NAI: Terus bacakan "Subhanallah... Walhamdulillah.. Walaa ilaha illallahu Allahu akbar" dekat dia, dia sedang diganggu IBLIS. Aisyah ada disana? Ana telpn untuk bantu?

NS : Bacaan itu di bacakan terus ma Ummi dan Abuya. Dia duduk di gandeng umi. Sedang aku di belakang.nlp siapa hp nya gak di bawa.

NAI: Sampaikan sama Umi dan Abuya, tolong bantu dia hingga ia mendapatkan air zamzam dan tolong bacakan al Fatehah pada air tersebut terus minumkan ke Aisyah. insya Allah sembuh, soalnya semalam saya bacakan hal yang sama dan Aisyah tenang seharian. Dan tolong sampaikan pesan ini ke abuya dan umi, sampaikan dari nai. Sekarang..!

NS : Oke ustad saya sampaikan sekarang. Air zamzam yang di kamarnya pun dibawa sama dia, dan setiap di minumkan dia menjerit kesakitan. Sekarang ummi bacakan surat yang untuk orang meninggal yang terkenal itu, yasin kali ya? Dia malah tambah kejang-kejang. Abuya mengajak menantu dan anak lelakinya ada ketakutan di wajah mereka.

NAI: Yang kesakitan itu jinnya.. minumkan saja, tapi jangan sekarang. Usahakan sekarang sampai di Masjidil Haram, bacakan fatihah 7 kali dan tiupkan ke air setiap selesai baca.. Lalu baca basmalah dan minta kesembuhan sebagai obat penawar racun dan minumkan...

NS: Ini sedang dibacakan Al Fatihah tad. Ustad apa yang harus pertama kali saya lakukan setelah di haram?. Ini semakin dekat. Dan abuya menyuruh anaknya tuk mendorongnya gak jadi aku.

NAI: Masuk mesjid.. Sholat dua rakaat untuk menghormati masjid atau lakukanlah thowaf. Lalu ambil zamzam dan duduk menghadap baitullah, lalu bacakan itu.

NAI: bacakan fatihah 7 kali dan minta pertolongan Allah untuk menyembuhkan....tiupkan ke air dan simpan baik baik lanjutkan tawaf dan baca istighfar minta ampunan sebanyak-banyaknya.

NS: Niat solat menghormati gimana bacaannya? Thowaf itu apa? Gimana caranya? Apa bacaannya? Baca istigfarnya cukup kan “Astagfirullohaladzim” aja?

NS: Alhamdulillah udah nyampe di haram. Dia semakin mengigil, Abuya pun tak kuat menenangkanya.

NAI: Thowaf itu mengelilingi Baitullah.. 7 kali. Bacaannya bisa “Robbana aatina fiddunnya hasanah, wafilakhirati hasanah wakinna adza bannar”. Artinya; Ya Allah berikan aku kebaikan di dunia dan akhirat dan jauhkanlah aku dari api neraka.

NAI: Intighfar cukup yang tadi. Jika ada yang tidak tahu tanyakan

NS : Saya masih di mobil, dia di turunkan ke korsi roda dan saya liat dia langsung sujud sambil mengucapkan takbir. Banyak orang meliriknya, ummi bertanya mau Thowaf aja apa Umroh?

NAI: Cukup thowaf saja, kalo umrah prosesnya lumayan panjang dan tidak memungkinkan. Karena antum harus ke Tan’im dulu mengambil miqat (niat umrah) setelah itu balik lagi ke Masjidil Haram, Thawaf, Shalat di Maqom Ibrahim, Shalat di hijr Ismail, Sa'i dan Tahalul. Jika thawaf aja hanya mengelilingi kabah 7 kali selesai.

NS: Oke siap ustad saya pamit dulu. Dia dorong anak dan menantunya. Saya harap bener-bener ada pertolongaan Alloh.

NAI: Allah menyayangi orang yang bertaubat. Bismillahirrahmaanirrahiim...
NS: “Ustad baru kali ini saya menyaksikan dengan mata kepala saya sendiri kejadian menegangkan dan begitu menakutkan. Jujur aku tak tau menau bahwa dalam racun itu ada jinnya. Pertama masuk masjidil Haram Aisyah semakin menggigil, aku yang sedari tadi gugup semakin gugup. Umi bertanya pada Aishah; “Mau turun ke bawah apa di atas aja, soalnya banyak jemaah?” Dan Aisyah menunjuk dengan telunjuk kanannya untuk TURUN”, ia meminta pada abuya di ambil kan air zamzam murni dari keran. Ia memaksakan diri solat dalam keadaan duduk, lalu saya tinggal thowaf sama umi.

Karena masjidil haram sangat penuh, desakan satu putaran itu sangat lama, dan aku juga bengong ternyata ada kenyamanan lahir bathin disana. Tiba-tiba umi ditelepon ma abuya, katanya Aisyah kejang-kejang. Kami langsung lari dan ternyata Aisyah sudah di bawa ke kamar dengan bantuan orang lain, dia ngamuk-ngamuk keras sampai tidak kuat dipegangin empat lelaki arab.
Tiba-tiba Abuya bawa lelaki tua berjenggot kaya ulama, lalu ulama itu membacakan berbagai bacaan dengan meluddahi air ke muka dia, ke dua tangan nya di ikat lalu para orang yang hadir di Al Haram itu membacakan ayat Al quran di pimpin ulama itu. Warna kulit Aisyah berubah kebiruan dan.. dia meringis kesakitan ampun-ampunan! Ulama itu terus membacakn doa, dzikir dan istighfar lebih dari satu jam, lalu air doa itu di siramkn ke tubuhnya.

Tiba-tiba Aisyah yang lagi ngamuk gagah dengan suara geram menakutkan itu menjadi lunglai, dia muntah banyak sekali. Dari telinga hidung mata keluar darah segar, dan lama-kelamaan darah itu berubah menjadi keitaman, sampai orang yang hadir pun terkejut.

Dalam pikiran mba mungkin dia akan meninggal,...



Story Continue..

Salam Tauhid
Nuruddin Al Indunissy